Sekjen PBB dan Petinggi IMF Ingatkan Jokowi soal Batu Bara, Ada Apa?

20 November 2019 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Ibu Negara di RS YPK Mandiri Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Ibu Negara di RS YPK Mandiri Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo berkesempatan hadir dalam Indonesian Mining Association Award 2019 yang digelar di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (20/11). Pada kesempatan tersebut Jokowi menyinggung sedikit mengenai batu bara.
ADVERTISEMENT
Jokowi bercerita, pada pertemuan ASEAN Summit yang berlangsung di Thailand beberapa waktu lalu, dia bertemu dengan Sekjen PBB António Guterres. Pada pertemuan tersebut, Antonio sempat menitipkan pesan ke Jokowi yang menyangkut soal batu bara.
"Jokowi hati-hati urusan pertambangan. Hati-hati dengan urusan batu bara," ujar Jokowi meniru kata-kata Guterres.
Jokowi menjelaskan maksud dari ucapan Guterres adalah agar Indonesia mulai menggunakan energi alternatif pengganti batu bara untuk menghasilkan listrik. Namun Jokowi bilang, Indonesia masih butuh batu bara.
"Dia mengajak saya untuk mulai, ternyata, beliau mengajak saya agar Indonesia mengurangi penggunaan batu bara untuk pembangkit tenaga listrik. Ternyata arahnya ke sana. Ya saya jawab, sekarang masih dibutuhkan," ucapnya.
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
Pesan yang sama juga disampaikan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Kristalina meminta Jokowi untuk berhati-hati mengelola penggunaan batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.
ADVERTISEMENT
"Saya jawab sama, ya saya tahu nanti akan kita arahkan penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) baik hydropower baik angin, solar cell, atau geothermal, dan lain-lain," ujarnya.
Sebenarnya kata Jokowi, penggunaan EBT untuk tenaga listrik sudah digunakan Indonesia. Misalnya ada Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap di Sulawesi Selatan. Bahkan Indonesia akan meningkatkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan air. Hanya saja untuk meninggalkan batu bara dalam waktu dekat, belum bisa dilakukan karena perlu proses.
"Karena memang untuk mengubah langsung saya kira kita butuh tahapan-tahapan. Tapi yang perlu kita garisbawahi bersama bahwa dunia sudah menuju kepada energi yang ramah lingkungan. Ini yang semuanya sudah harus siap-siap dan hati-hati," jelasnya.