Sekjen PBB: Dibutuhkan Minimal Rp 396 Triliun untuk Pengadaan Vaksin corona

21 November 2020 11:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBB, Antonio Guterres di COP24-Katowice, Polandia. Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBB, Antonio Guterres di COP24-Katowice, Polandia. Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyebut keberadaan vaksin corona menjadi secercah harapan bagi dunia. Namun menurutnya, hal itu harus bisa dijangkau dan diakses semua orang.
ADVERTISEMENT
“Secercah harapan itu perlu menjangkau semua orang. Itu berarti harus dipastikan bahwa vaksin sebagai barang publik, vaksin harus dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang, di mana saja,” ujar Guterres dalam media briefing KTT G20 secara virtual, Sabtu (21/11).
Dia melanjutkan, banyak perusahaan dan lembaga riset saat ini melakukan berbagai cara untuk menemukan vaksin corona. Hal ini, kata Guterres, bukan sebagai bentuk perlombaan ‘kebaikan.’
“Ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi. Solidaritas untuk bertahan hidup,” jelasnya.
Ilustrasi pertemuan KTT G20. Foto: Dok. g20.org
G20 merupakan kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia. G20 menyumbang sekitar 80 persen ekonomi di dunia dan 75 persen perdagangan internasional.
Sejauh ini, G20 telah menggelontorkan dana sebesar USD 10 miliar dalam fasilitas terkait vaksin COVID-19 atau COVID-19 Tools Accelerator and Vaccine Pillar (COVAX).
ADVERTISEMENT
Namun dana tersebut dinilai masih kurang oleh Guterres. Setidaknya dibutuhkan total USD 28 miliar atau sekitar Rp 396,6 triliun (kurs Rp 14.165 per dolar AS) untuk penanganan vaksin COVID-19 di dunia, termasuk USD 4,2 miliar sebelum akhir tahun ini.
“Pendanaan ini sangat penting untuk produksi massal, pengadaan, pengiriman vaksin, dan peralatan terkait COVID-19 yang baru di seluruh dunia,” katanya.
“Negara-negara G20 memiliki sumber daya itu,” tambahnya.