Sektor Properti Terpukul karena COVID-19, Hanya Rumah Subsidi Masih Bertahan

28 Januari 2021 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan perumahan bersubsidi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan perumahan bersubsidi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Perimbangan Organisasi Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia, Soelaeman Soemawinata, mengakui dampak pandemi COVID-19 membuat sektor properti terpuruk.
ADVERTISEMENT
Soelaeman mengatakan sebenarnya di tahun 2019 para pelaku mulai dari mal hingga perumahan percaya diri industri properti bakal meningkat. Namun, optimisme tersebut harus ditahan saat pandemi COVID-19.
"Kalau lihat di mal semua kosong, hotel semua kosong, kemudian perkantoran juga kosong. Mal itu tidak hanya dihantam dengan COVID karena sebelumnya dengan berkembangnya teknologi digital di situ sudah mulai mal-mal ini mentransfer lifestyle-nya," kata Soelaeman saat webinar yang digelar LPPI, Kamis (28/1).
Berdasarkan slide paparan yang ditampilkan Soelaeman, industri properti memang terdampak sangat signifikan. Hal itu bisa dilihat dari mal yang pengunjungnya turun 85 persen.
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria
Sementara occupancy rate hotel turun hingga 90 persen. Adapun perkantoran turun 74,6 persen dan rumah komersil turun 50 sampai 80 persen.
ADVERTISEMENT
Meski begitu ada segmen yang masih bisa bertahan yaitu rumah subsidi. Alasannya karena konsumen terutama di daerah masih antusias dan anggaran stimulus SSB dan SBUM sudah dikucurkan sebesar Rp 1,5 triliun.
Namun, ada hambatan di rumah subsidi yaitu potensi konsumen yang berkurang karena pembatasan segmen karyawan kontrak dan nonfix income. Selain itu, kendala teknis layanan perbankan untuk proses akad juga terhambat karena PSBB.