Seluruh Anggota G20 Dipastikan Hadir Fisik di Agenda Keuangan, Kecuali China

7 Juli 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi G20. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi G20. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) akan melanjutkan perhelatan Finance Track atau Jalur Keuangan G20 Indonesia pekan depan. Seluruh negara anggota G20 dipastikan hadir secara fisik, kecuali China.
ADVERTISEMENT
Perhelatan tersebut yakni 3rd Finance Ministers and Central Bank Governor (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD), dan berbagai side events serta Jalur Sherpa G20 yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengkonfirmasi jumlah kehadiran peserta yang resmi baik itu menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20, maupun delegasi dari lembaga internasional lainnya.
"Total dari 71 delegasi ada 69 delegasi sudah menyatakan akan hadir. Itu termasuk member dari G20 termasuk guest country dan juga lembaga internasional yang kita undang," tutur dia saat media briefing virtual, Kamis (7/7).
Adapun satu-satunya delegasi negara anggota G20 yang akan hadir secara virtual hanya China. Selebihnya, negara lain akan hadir langsung secara fisik di Bali. Sehingga, menurut Dody, acara ini memiliki cakupan yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
"Total kehadiran adalah 447 orang akan hadir secara fisik dan sekitar 82 orang akan hadir secara virtual. Kalau dari negaranya, hanya satu member G20 yang hadir secara virtual yaitu China, selebihnya akan hadir secara fisik," pungkasnya.
Dengan kepastian kehadiran delegasi ini, artinya Rusia sebagai salah satu negara anggota G20 juga turut hadir secara fisik di acara 3rd FMCBG dan FCBD.
Perhelatan Jalur Keuangan G20 tersebut akan membawa tujuh pembahasan atau agenda utama. Pertama, risiko ekonomi global, kedua terkait kesehatan global, lalu mengenai arsitektur keuangan internasional, dan yang keempat adalah keuangan berkelanjutan.
Kemudian agenda kelima adalah sektor finansial, keenam terkait infrastruktur, dan terakhir terkait perpajakan internasional.