Sempat Terpukul Pandemi, Tiga dari Sepuluh Sektor Ekonomi di Jabar Mulai Pulih

10 November 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana sentra industri kulit di kawasan Sukaregang di Garut, Jawa Barat. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sentra industri kulit di kawasan Sukaregang di Garut, Jawa Barat. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perekonomian Jabar mulai membaik setelah terdampak pandemi COVID-19. Meskipun secara tahunan pada kuartal III 2020 masih negatif, namun secara kuartalan sudah mulai membaik.
ADVERTISEMENT
Pada Kuartal III tahun ini, ekonomi Jawa Barat masih terkontraksi 4,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun secara kuartalan, ekonominya mulai membaik, tumbuh 3,37 persen dibandingkan kuartal II 2020.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Taufik Saleh, mengatakan berdasarkan survei triwulan III, tiga dari 10 sektor mengalami pertumbuhan. Tiga sektor tersebut antara lain pertanian, industri pengolahan dan kontruksi, serta perdagangan.
"Pertumbuhan dimaksud adalah kontraksinya mengecil. Di tiga sektor tersebut, perusahaannya sudah mulai beraktivitas dan menuju normal sehingga terlihat ada pertumbuhan meski belum pulih seperti sebelumnya," kata dia melalui keterangannya, Selasa (10/11).
Taufik menyarankan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat atau KPED Jabar menginventarisir sektor-sektor yang berpotensi tumbuh pada Triwulan IV 2020. KPED Jabar akan membuat program prioritas di sektor potensial guna mengakselerasi pemulihan ekonomi di Jabar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada sentimen positif yang dapat menjadi stimulus untuk pemulihan ekonomi, yakni realisasi investasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar.
ilustrasi Museum Bersejarah Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. Foto: Alfadillah
"Secara umum, Jabar memang masih kontraksi tapi lebih baik dibanding triwulan II. Bila pada Q2 minus 5,98, pada Q3 minusnya mengecil jadi 4,08. Jadi ada pertumbuhan sebetulnya," ucap dia.
Adapun dalam rentang Januari-September 2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp 86,3 triliun.
Wakil Ketua Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan KPED Jabar, Sonson Garsoni, mengaku sudah menyusun manual book bagi pelaku usaha. Manual book tersebut dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan komoditi antara lain padi, jagung, unggas, dan urban farming.
ADVERTISEMENT
Sonson menyarankan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, untuk turut memasarkan komoditas asal Jabar kepada pengusaha dan sektor industri. Apalagi, kebutuhan komoditas industri di Jabar dipasok dari luar Jabar.
"Empat komoditi itu bila dijalankan dengan konsep korporasi, bisa meningkatkan ketahanan pangan di era COVID-19," kata dia.