Semrawut Kabel Laut Natuna hingga Jakarta, Ada yang Tak Terpakai dan Dicuri

12 Agustus 2021 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rencana Kabel Internet Bawah Laut Indonesia-Amerika Utara. Foto: Dok. Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Rencana Kabel Internet Bawah Laut Indonesia-Amerika Utara. Foto: Dok. Facebook
ADVERTISEMENT
Tak cuma praktik illegal fishing, laut Indonesia yang sangat luas juga terancam atas banyaknya kabel laut dan pipa bawah laut. Demi kebutuhan menyambungkan teknologi informasi dan komunikasi lintas negara, kabel dan pipa juga digelar di dalam ruang laut.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tahun-tahun lalu kabel dan pipa tersebut tak ditata dengan baik. Asopssurta Pushidros TNI AL Laksamana Pertama Dyan Primana mengungkapkan, kabel-kabel tersebut ditanam secara serampangan di bawah laut.
Semrawut pemasangan kabel dan pipa ini terutama terjadi di Teluk Jakarta dan Laut Natuna. Menurut Dyan, bahkan tak sedikit kabel-kabel yang terpasang di luar alur.
"Kami mau menunjukkan contohnya di perairan Teluk Jakarta kabel bawah laut dan pipa itu berseliweran ke sana ke mari. Pak Luhut itu melihatnya pada saat dulu ramai-ramainya ada pulau buatan itu, kami diperintahkan saat itu ikut rapat mendampingi bahkan meninjau Pulau G saat itu, kami gelar petanya, ini benar ada pipanya," jelas Dyan dalam diskusi yang digelar KKP membahas kedaulatan digital di laut, Kamis (12/8).
ADVERTISEMENT
Kondisi yang sama juga terjadi di ruang bawah Laut Natuna Utara. Dyan mengungkapkan bahwa ada banyak kabel dan pipa itu dibiarkan terbengkalai sampai tak dibongkar setelah tak dipakai lagi.
Inilah menurut dia yang menjadi dasar terbitnya Peraturan Menteri KP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut. Sebab beleid terdahulu tidak secara jelas mengatur bahwa kabel yang tak terpakai mesti diangkat dari ruang laut.
Semrawutnya kabel-kabel dan pipa tersebut, bahkan memunculkan aksi kriminal lainnya di laut Indonesia, yakni praktik pencurian kabel dan pipa.
Kapal pendarat tank (Landing Craft-Tank) Surya Agung melakukan penambahan kabel bawah laut sistem kelistrikan destinasi wisataTiga Gili. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
"Jadi 4 tahun lalu kita diskusi di Batam, Lantamal bawah laut menemukan pencuri kabel bawah laut. Pencuri itu tahu posisi kabel yang tidak dipakai, jadi bisa disimpulkan sendiri yang mencuri tahu kabel yang tidak terpakai," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dian menjelaskan, saat ini terdapat 43 alur pipa bawah laut dan 217 alur kabel bawah laut di Indonesia. Dari 43 alur ini, sebanyak 31 alur terisi pipa, sebanyak 12 alur belum dimanfaatkan.
Sementara untuk alur kabel, yang sudah dimanfaatkan sebanyak 162 alur. Sisanya sebanyak 52 alur belum digunakan.
Dari 43 alur pipa bawah laut, tergelar sebanyak 1.608 pipa. Sebanyak 1.372 di antaranya berada di dalam alur, sedangkan 236 lainnya semrawut di luar alur yang ada.
Sedangkan dari 217 alur kabel bawah laut, tergelar sebanyak 327 kabel. 182 kabel berada di dalam zona, sementara 145 kabel terpasang di luar. Dari total itu, sebanyak 134 kabel diketahui aktif, sedangkan 11 kabel dalam kondisi tidak dipakai lagi.
ADVERTISEMENT