Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL), membukukan laba bersih senilai USD 87,65 juta atau setara Rp 1,4 triliun (kurs USD 1: Rp 16.000) sepanjang 2019. Angka tersebut naik 3,6 persen dari capaian 2018 senilai USD 84,55 juta.
ADVERTISEMENT
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Kamis (2/4), peningkatan laba bersih Sritex disokong dari penjualan yang juga meningkat 14,56 persen dari USD 1,03 miliar pada 2018 menjadi USD 1,18 miliar pada 2019.
Terbesar masih berasal dari pos penjualan luar negeri yang tercatat USD 704,88 juta. Angka ini naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya USD 623,66 juta. Sementara penjualan dari pos domestik tercatat USD 476,94 juta.
Beban pokok penjualan tercatat USD 946,58 juta, naik dibandingkan 2018 senilai USD 850,15 juta. Beban penjualan juga tercatat sebesar USD 17,51 juta, lebih tinggi dibanding 2018 yang tercatat USD 15,64 juta.
Kemudian beban umum dan administrasi tercatat sebesar sebesar USD 39,17 juta, naik dari 2018 yang tercatat USD 15,64.
ADVERTISEMENT
Peningkatan aset ini ditopang oleh aset lancar yang meningkat menjadi USD 894,76 juta dan aset tidak lancar yang meningkat menjadi USD 664,49 juta.
Liabilitas perseroan juga naik menjadi USD 966,58 juta dari USD 848,02 juta pada akhir 2018. Liabilitas yang meningkat ditopang peningkatan liabilitas jangka panjang menjadi USD 784,04 juta, meski liabilitas jangka pendek menurun menjadi USD 182,54 juta.
Seperti diketahui, Sritex menjual hasil produksinya ke pasar Asia, Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin, Uni Emirat Arab, Afrika, serta Australia.
Selain pakaian jadi, Sritex juga memproduksi seragam militer yang berkualitas tinggi. Hingga saat ini setidaknya sudah ada 35 negara yang memesan seragam untuk pasukan militernya ke Sritex.
ADVERTISEMENT
Pertengahan Oktober tahun lalu, perseroan sukses menawarkan global bond senilai USD 225 juta yang memiliki kupon 7,25 persen dan akan jatuh tempo pada 2025.
Minat investor yang tinggi dalam menyerap surat utang tersebut tercermin dari penawaran masuk, yang mencapai lebih dari USD 430 juta.
Porsi investornya dari Asia 71 persen, Eropa, Timur Tengah, 27 persen, dan AS 2 persen. Sritex memperoleh peringkat Ba3 dengan outlook stabil dari Moody's dan BB- stabil dari Fitch Ratings.