Setelah Prancis, kini Jerman Mengaku Impor Maskernya Dibajak Donald Trump

4 April 2020 13:04 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk masker N95 buatan perusahaan Amerika Serikat 3M yang dibuat di China. Foto: Dok. Ema Fitriyani
zoom-in-whitePerbesar
Produk masker N95 buatan perusahaan Amerika Serikat 3M yang dibuat di China. Foto: Dok. Ema Fitriyani
ADVERTISEMENT
Masker menjadi barang langka dan banyak dicari untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Kelangkaan tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga secara global.
ADVERTISEMENT
Akibat kelangkaan itu, di antara negara maju saling bajak masker untuk memenuhi kebutuhan negara mereka dan mengutamakan keselamatan warga negara masing-masing.
Surat kabar Jerman, Tagesspiegel, melaporkan produk masker buatan perusahaan AS 3M yang sedang dalam pengiriman dari China ke Berlin, Jerman, dibajak oleh Amerika Serikat (AS). Seorang pejabat Jerman menuduh Washington menghentikan pengiriman di Thailand dan mengalihkan tujuan pengiriman ke negara Paman Sam itu.
Tagesspiegel menyebutkan, Jerman memesan 200 ribu masker jenis FFP2 dan FFP3 yang semula diperuntukan bagi tenaga medis di negara mereka yang menangani para pasien virus corona.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Andreas Geisel, membenarkan bahwa masker pesanan mereka telah dihentikan di Bangkok dan tidak pernah mencapai Berlin.
ADVERTISEMENT
"Kami menganggap itu sebagai tindakan pembajakan modern," katanya. “Seharusnya AS tidak memperlakukan mitra NATO seperti ini."
Sementara itu manajemen 3M membantah tudingan tersebut, dengan menyatakan, "Tidak ada catatan pengiriman masker untuk tujuan Berlin”.
Masyarakat menggunakan masker saat wabah corona di Panama. Foto: Reuters/Erick Marciscano
Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Donald Trump dilaporkan memerintahkan produksi masker 3M asal Singapura untuk pasar Asia, dialihkan ke Amerika Serikat. Financial Times melaporkan, ada 10 juta masker jenis N95 yang diminta dikirim, namun permintaan AS itu telah ditolak.
Hal ini telah membuat Donald Trump kesal. "Kami tidak senang dengan 3M," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, Jumat (3/4).
Dalam kesempatan itu, Trump juga menyatakan, ”[Tindakan] ini akan membantu memastikan bahwa [alat pelindung diri] yang diperlukan disimpan di negara kita dan sampai ke tempat yang dibutuhkan untuk mengalahkan virus."
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, politikus Prancis juga telah mengeluhkan upaya Amerika untuk mengalihkan pengiriman masker tujuan pengiriman Prancis ke AS. Tapi Kedutaan AS di Paris membantah bahwa Washington ada di balik ‘pembajakan’ itu.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Leah Millis
Untuk memastikan ketersediaan masker dan alat pelindung diri (APD), Presiden Donald Trump telah menggunakan kewenangan dalam Defense Production Act. Aturan itu memungkinkan Trump melalui Badan Manajemen Darurat Federal (Fema) untuk menggunakan berbagai cara untuk membeli produk 3M dan anak-anak perusahaan sesuai dengan kebutuhan AS.
3M merupakan merek milik perusahaan Amerika Serikat. Perusahaan yang berdiri pada 1902 ini, semula bernama Minnesota Mining Company. 3M saat ini memiliki unit produksi di berbagai negara di dunia. Pabrik mereka di China merupakan salah satu yang terbesar, untuk memenuhi permintaan pasar alat perlindungan diri (APD) dan alat kesehatan lainnya di pasar dunia.
ADVERTISEMENT
3M mengaku telah diminta pemerintah AS untuk menghentikan ekspor APD dan alat kesehatan ke Kanada dan Amerika Latin. Sementara Pemerintahan Trump berkilah, belum memberlakukan kontrol ekspor untuk menjaga produk di AS.
Namun penasihat perdagangan dan manufaktur Gedung Putih, Peter Navarro, telah mengisyaratkan akan memerintahkan Bea Cukai AS untuk memblokir ekspor masker dan perlengkapan medis di tengah harga yang meningkat.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!