Shell Mundur dari Blok Masela, Inpex Cari Mitra Baru

6 Juli 2020 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
ADVERTISEMENT
Perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corporation, tengah mencari mitra baru dalam proyek pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku usai Shell Upstream Overseas Ltd mundur.
ADVERTISEMENT
Di proyek ini, Inpex sebagai operator blok memiliki 65 persen hak partisipasi atau participating interest (PI). Sedangkan Shell memegang PI sebesar 35 persen.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan, bisa saja Inpex mengambil alih semua hak partisipasi Shell. Saat ini proses buka data Shell di proyek ini tengah berjalan.
"Shell belum resmi mundur, tapi sedang mengundang calon partners (termasuk Inpex) untuk open data room dan dilanjut dengan diskusi business to business terkait rencana pengalihan participating interest," kata Julius saat dihubungi kumparan, Senin (6/7).
Julius mengatakan, karena Shell baru mengajukan open data, jadi belum ada daftar calon mitra yang potensial di proyek ini (selain Inpex yang kemungkinan ambil alih semua PI Shell).
Ilustrasi SKK Migas. Foto: Dok. SKK Migas
SKK Migas menargetkan pemilihan mitra baru pengganti Shell rampung tahun depan agar proyek ini tetap bisa berjalan sesuai rencana.
ADVERTISEMENT
"Belum tahu (siapa saja calon mitra baru), karena baru mengajukan open data. Bisa jadi Pertamina tertarik dan masuk," tutur Julius.
Adapun alasan Shell mundur, kata Julius, karena industri migas tertekan akibat penyebaran virus corona, membuat harga minyak rendah dan investasi migas terpangkas. Julius menyebut kemungkinan Shell akan fokus pada proyek migas lainnya di Indonesia.
Pengembangan proyek di Blok Masela merupakan jalan panjang bagi kedua perusahaan. Sebab, sudah dimulai sejak 1998 atau lebih dari 20 tahun lalu, tapi baru pada 2019 pemerintah Indonesia menandatangani rencana pengembangannya (Plan of Development/POD) oleh Menteri ESDM kala itu, Ignasius Jonan.
Presiden dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda tahun lalu memprediksi gas di Blok Masela bisa berproduksi pertama kali (onstream) pada 2027. Adapun lamanya gas tersebut bakal berproduksi hingga 2055 sebab perusahaan telah mendapatkan perpanjangan kontrak dari Indonesia hingga 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Untuk keseluruhan biaya yang dibutuhkan di blok ini sekitar USD 18,9 miliar untuk batas bawah dan USD 19,8 miliar untuk batas atas proyek tersebut. Angka ini sudah disepakati oleh Inpex, Shell, dan pemerintah Indonesia.