Shell Pertimbangkan Keluar dari Inggris dan Jerman

27 Januari 2023 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SPBU Shell. Foto: REUTERS/Marcos Brindicci
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SPBU Shell. Foto: REUTERS/Marcos Brindicci
ADVERTISEMENT
Perusahaan migas raksasa dunia, Shell, sedang mempertimbangkan untuk mencabut bisnis ritel energi rumahan di Inggris, Belanda dan Jerman, disebabkan kondisi pasar yang sulit.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (27/1), pemasok energi di Eropa telah berjuang selama setahun terakhir karena melonjaknya harga grosir dan upaya pemerintah untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga tersebut.
Shell mengatakan telah meluncurkan tinjauan strategis terhadap tiga bisnis yang kemungkinan akan memakan waktu beberapa bulan, namun belum ada keputusan apa pun yang diambil terkait tinjauan tersebut.
Adapun Shell telah menyuntikkan hampir USD 1,5 miliar dalam bentuk tunai dan kredit ke dalam bisnis ritel energi di Inggris pada tahun 2022 untuk membantu menghadapi lonjakan harga listrik yang menyebabkan runtuhnya beberapa utilitas saingannya di sana.
Shell Energy Retail, bisnis Shell di Inggris, memiliki 1,4 juta pelanggan, sementara bisnis ritel di Jerman memiliki 110.000 pelanggan, serta bisnis di Belanda memiliki 15.000 pelanggan.
ADVERTISEMENT
Shell memastikan, bisnis pasokan energi grosir dan business to business (B2B) bukan bagian dari tinjauan strategis, begitu pula bisnis pasokan energi rumahan di Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Meskipun bisnis ritel mengalami kesulitan, Shell membukukan rekor laba tahunan lebih dari USD 30 miliar pada tahun 2022, berkat melonjaknya harga minyak dan gas. Perusahaan akan melaporkan kinerja keuangannya pada 7 Februari nanti.