Shell Prediksi Harga Minyak Tetap Bergejolak hingga 3 Tahun Lagi

28 Juni 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Shell International Ltd. memproyeksi harga minyak mentah dunia akan tetap mengalami fluktuasi yang cukup tinggi hingga 3 tahun ke depan. Hal ini terutama disebabkan konflik geopolitik yang masih memanas berdampak kepada pengetatan pasokan minyak.
ADVERTISEMENT
Chief Economist of Shell International Mallika Ishwaran menjelaskan perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak yang sangat besar terutama imbas dari sanksi-sanksi yang diberikan Uni Eropa kepada Rusia.
"Negara-negara di Eropa sudah berkomitmen akan exit dari Rusia hingga 2 tahun ke depan, ini akan membuat harga minyak dunia itu tinggi dan volatile hingga 2 sampai 3 tahun ke depan," jelas Mallika saat media gathering di Jakarta, Selasa (28/6).
Mallika melanjutkan, kondisi ini akan tetap dipantau Shell mengingat dunia akan melakukan penyesuaian terhadap pasokan minyak mentah baru dari sumber lain selain dari Rusia, seperti Amerika Serikat (AS) dan negara OPEC lainnya.
"Namun pasar gas akan lebih tidak pasti karena kita harus membuat kapasitas utk Liquified Natural Gas (LNG). Tapi kita melihat dalam jangka panjang harga akan kembali normal," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan, transisi energi dari bahan bakar fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) yang rendah karbon akan semakin mengetatkan pasokan minyak mentah dunia, di samping faktor konflik geopolitik.
Mallika merasa hal itu karena investasi dalam industri migas akan terus menurun dan otomatis investasi di bidang energi alternatif akan meningkat. Sehingga, membuat industri energi fosil memiliki fleksibilitas yang lebih rendah.
"Dalam masa transisi ini bahkan disrupsi sedikit saja dapat menyebabkan pergerakan harga yang tidak pasti atau fluktuatif. Jadi kita melihat dalam dekade ini pergerakan harga minyak sangat fluktuatif dan volatile," pungkas Mallika.