Siap-siap! Ada 4 BUMN Siap Melantai di Bursa Saham Tahun 2023

7 Desember 2022 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementrian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementrian BUMN
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengungkapkan ada 4 BUMN yang sudah siap melakukan initial public offering (IPO) atau melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023 mendatang.
ADVERTISEMENT
Pahala menuturkan, keempat BUMN tersebut yaitu Pertamina Geothermal Energi (PGE), Pertamina Hulu Energi (PHE), Palm Co atau holding BUMN komoditas kelapa sawit, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Pertama, dia menjelaskan rencana IPO PGE yang merupakan anak usaha dari subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE). PGE adalah perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia dengan total kapasitas terpasang 672 megawatt (MW).
Melalui IPO tersebut, Pahala menyebutkan Kementerian BUMN menargetkan PGE dapat mencapai target enterprise value atau nilai valuasi sebesar USD 100 miliar di tahun 2024.
"IPO tersebut akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas terpasang dalam lima tahun mendatang, kita harapkan PGE dapat melakukan peningkatan kapasitas terpasang sampai dengan 600 MW," ujar Pahala saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, anak usaha PT Pertamina (Persero) lain yang akan IPO adalah PHE. Dia berkata, perusahaan produksi eksplorasi minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia berdasarkan total produksinya ini akan menggunakan dana IPO untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksi lima tahun mendatang.
Nantinya, kata Pahala, PHE akan menawarkan 10-15 persen sahamnya di pasar modal. Hal ini dilakukan untuk mencapai target nilai valuasi yang sama dengan PGE sebesar USD 100 miliar.
"Total capex (belanja modal) untuk bisa mengembangkan di PHE USD 4-6 miliar atau Rp 60-90 triliun, ini total pendanaan yang besar kita harapkan bisa mengambil momentum harga minyak dan gas bumi dunia yang tinggi," jelas dia.
Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina
Kemudian Palm Co, yaitu holding BUMN yang bergerak di komoditas kelapa sawit yang masih dalam proses pembentukan. Pahala menargetkan holding ini bisa terbentuk di akhir tahun 2022, terdiri dari kebun kelapa sawit yang dimiliki N3, N4-N6 dan N13.
ADVERTISEMENT
Dia berharap, dengan IPO ini Palm Co bisa meningkatkan kawasan produksi kelapa sawit yang akan meningkatkan pula produksi minyak sawit (CPO) mencapai 3,3 juta ton, serta meningkatkan industri hilirisasi produksi minyak goreng.
"Kami harap sumber dana yang digunakan dapat meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng PTPN meningkat sebanyak 4 kali lipat dari saat ini 460 ribu ton menjadi 1,8 juta ton per tahun," tutur Pahala.
Lalu BUMN terakhir yang disiapkan untuk IPO adalah PT PKT. Pahala menjelaskan PKT memiliki total kapasitas produksi 6,5 juta ton pupuk per tahun, menjadikannya sebagai anak usaha Pupuk Indonesia terbesar, sekaligus produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara.
"Kami harap melalui IPO bisa mengumpulkan modal untuk meningkatkan kapasitas dan memanfaatkan cadangan gas di Indonesia, kami harap di 2027-2030 bisa meningkat cukup signifikan baik di Sumatera maupun timur, dan mendukung pengembangan pabrik amoorea khususnya di Papua dan Papua barat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Pahala menargetkan IPO PGE bisa dilakukan di Kuartal I 2023, sementara closing pelaksanaan IPO untuk Palm Co bisa dilaksanakan antara Juni-Agustus tahun 2023.