Siap-siap, BTN Akan Kejar Nasabah Nakal hingga ke Pengadilan

19 Juli 2019 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BTN. Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BTN. Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bakal mengejar para nasabah mereka yang nakal lantaran tak membayar kewajiban kredit. Tak tanggung-tanggung, nasabah yang tak patuh ini bakal diperkarakan BTN hingga ke pengadilan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, nama-nama nasabah yang nakal ini akan dilaporkan ke pengadilan antara Agustus atau September. Tapi dia masih belum mau menyebut berapa jumlah nasabah yang bandel, termasuk besaran tagihan harus dibayarkan ke perusahaan.
"Sebentar lagi BTN ini akan serahkan nasabah yang nakal kepada pengadilan dan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) atau lelang. Mungkin Agustus atau September (disampaikan) nilainya berapa, lokasinya di mana," kata Maryono dalam acara coffee morning BTN di Menara BTN, Jakarta, Jumat (18/7).
Direktur Utama Bank BTN, Maryono dalam Acara Perayaan 69 Tahun BTN di Jakarta Convention Center, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Kata dia, kebanyakan nasabah nakal yang bakal dikejar berasal dari konsumen yang ikut Kredit Perumahan Rakyat (KPR) nonsubsidi dan konsumen di sektor griya konstruksi. Pengejaran terhadap nasabah nakal hingga ke pengadilan agar mereka kooperatif membayar tagihan.
ADVERTISEMENT
Dengan nasabah lancar baya tagihan utangnya, diharapkan bisa menurunkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang naik pada semester I 2019. Sayangnya, Maryono enggan menyebutkan NPL pada semester I 2019 yang bakal diumumkan dalam Paparan Kinerja Semester I 2019.
Maryono menargetkan, hingga akhir tahun, NPL bisa terjaga di bawah 2,5 persen. Dengan pengejaran nasabah nakal, dia berharap bisa mengurangi NPL per bulannya hingga Rp 1 triliun.
"NPL naik dikit karena kondisi di semester I itu banyak (nasabah) KPR nonsubsidi (sebelumnya beli rumah ada) promo, banyak yang jatuh tempo. Jadi mungkin mereka belum siapkan ini bahwa bunganya mulai meningkat. Kedua, dengan kondisi market tadi, kita banyak biayai apartemen yang dulu waktu bikin (beri pinjaman) karena market potensial tapi sekarang turun (bisnis apartemen lesu) sehingga NPL naik," tuturnya.
ADVERTISEMENT