ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Pedagang Lalapan Ayam Mbah Sangkil, Prayogi Setiawan mengatakan, salah satu cara untuk menyiasati harga cabai rawit merah yang tinggi yaitu dengan mengurangi rasa pedas. Ia juga menjelaskan kepada setiap pelanggannya tentang adanya pengurangan porsi sambal.
“Setiap pelanggan Saya berikan penjelasan karena memang dampak dari harga cabai rawit yang tinggi,” katanya kepada kumparan, Senin (22/3).
Meski demikian, pria yang akrab dipanggil Emprid ini memberikan opsi bagi pelanggan jika menginginkan tambahan sambal dengan membayar Rp 2.000 per plastik. Artinya, Emprid juga menjual sambal terpisah.
Siasat ini telah berjalan selama dua bulan semenjak terjadinya kenaikan harga cabai rawit merah. Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit merah ini merupakan tren tahunan. Ada kalanya harga cabai rawit merah turun drastis, sementara bisa jadi harga kembali merangkak naik.
ADVERTISEMENT
“Jadi kenaikan harga cabai rawit merah ini tidak langsung dari Rp 7.000 ke Rp 125.000 per kilo, jadi kadang itu dari Rp 7.000 lalu Rp 25.000, Rp 35.000 per kilo jadi giring gitu naiknya,” ungkapnya.
Saat ini ia mulai mengurangi belanja cabai rawit merah. Biasanya pada saat harga normal ia membeli cabai rawit merah sebanyak 2 kilogram (kg) per hari. Semenjak naiknya harga cabai rawit merah ia mulai mengurangi belanja harian menjadi 1-1,5 per kg.
“Sebelum mahal biasanya Saya belanja dua kilo per hari, sekarang jadi satu kilo atau satu setengah kilo. Intinya ada pengurangan,” katanya.
Dengan cara siasat ini Emprid tak menaikkan harga makanan. Keputusan menaikkan harga menu akan sangat sensitif bagi pelanggan. Ia mengeklaim dengan siasat tersebut kini bisnisnya masih terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni mengatakan, pemerintah supaya memberikan harga batas atas dan batas bawah untuk komoditi cabai rawit merah. Hal ini supaya tidak terjadi pergerakan harga yang tidak stabil.
"Kami mengharapkan pemerintah untuk memberi batasan harga. Harga bawah dan atas sehingga bisa dijangkau tidak merugikan petani kalau murah petani rugi," pungkasnya.