Siasat Pizza Hut hingga Kopi Kenangan Dongkrak Penjualan saat Jakarta PSBB Ketat

15 September 2020 9:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Pizza Hut Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Pizza Hut Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB ketat karena wabah corona semakin meningkat di ibu kota. Kebijakan ini pun disinyalir bakal memberikan dampak pada aktivitas ekonomi termasuk bisnis restoran hingga cafe. Sebab dengan diberlakukannya PSBB maka layanan dine-in atau makan di tempat bakal dihilangkan untuk sementara.
ADVERTISEMENT
PT Sari Melati Kencana Tbk (PZZA), pemilik jaringan restoran cepat saji Pizza Hut Indonesia mengkonfirmasi bahwa pihaknya mematuhi aturan pemerintah sehingga telah meniadakan layanan dine-in di 50 gerai yang ada di Jakarta.
“Kita mengikuti aturan Pemda DKI sehingga mulai tanggal 14 September hanya menyediakan take away, delivery dan dari rekanan Gojek serta Grab,” ungkap Direktur Operasional Sari Melati Kencana, Jeo Sasanto, kepada kumparan, Selasa (15/9).
Meski demikian Jeo mengakui pihaknya belum bisa menghitung potensi penjualan yang bakal hilang akibat tidak menyediakan layanan dine-in. Namun Jeo berharap potensi tersebut bisa tercover oleh layanan take away ataupun delivery.
Demi menyiasati kondisi ini, Jeo mengatakan pihaknya juga memberikan sejumlah promo agar menarik minat pembeli. “Selain promo dari Pizza Hut, juga ada promo kerja sama dengan Shopee, BNI, UOB, Mandiri, BRI dan BCA,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga dilakukan oleh Kopi Kenangan. CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata, mengatakan bahwa pihaknya juga telah menghapus sementara layanan dine-in. “Kami mulai dari hari Senin hanya menerima take away saja. Tidak boleh dine-in lagi,” ujar Edward.
Kondisi serupa juga dialami oleh Dewi Rachmat Kusuma. Di masa PSBB transisi kemarin, Dewi justru berani membuka sebuah cafe minuman kekinian bernama Voila! Saat itu Dewi mengaku sudah menerima konsumen dine-in di cafe miliknya. Namun karena PSBB kembali diberlakukan, layanan dine-in pun dihapuskan untuk sementara.“(Selama PSBB hanya melayani) take away aja,” ujar Dewi.
Voila! Coffee. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya karena bisnisnya lahir di era pandemi, porsi dine in memang belum mendominasi penjualan. Selama ini menurut Dewi, penjualan lebih besar didapat dari take away atau delivery. Apalagi di masa pandemi, pemerintah setempat juga sering mengingatkan agar masyarakat menghindari kerumunan seperti nongkrong di cafe.
ADVERTISEMENT
“Iya, saat ini dominasi masih delivery sama take away. Dine in paling 20 persenan aja karena di sini juga suka ada petugas keliling teriak-teriak pakai toa suruh orang pake masker dan enggak boleh kumpul-kumpul,” ujarnya.
Voila! Coffee. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Dewi adanya PSBB lagi menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis barunya. Sebab dirinya harus berjuang lebih ekstra untuk mengenalkan produk Voila! Sejauh ini Dewi memaksimalkan penjualan lewat sosial media seperti Instagram dan juga e-commerce yaitu Shopee.
“Juga perkenalan dari mulut ke mulut, itu ampuh ternyata, terus sesekali pake Instagram Ads biar jangkauannya lebih luas. Masih usaha daftar ke Grabfood sama Gofood juga tapi belum selesai,” tutupnya.