Siasati Harga Kedelai Kembali Naik, Perajin Tempe Kecilkan Ukuran

17 Februari 2021 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021).  Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga kedelai masih memberatkan para perajin tempe. Ketua Pusat Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo, mengungkapkan harga kedelai bakal terus meningkat sampai bulan Mei 2021.
ADVERTISEMENT
“Harga kedelai terus akan naik diperkirakan sampai Mei. Pada saat demo awal Januari harga di pengrajin Rp 9.200, sekarang sudah Rp 10.000,” kata Sutaryo saat dihubungi, Rabu (17/2).
Sutaryo mengatakan dengan harga di perajin Rp 10.000 maka untuk masyarakat di pasar harus membayar minimal Rp 12.000. Ia menuturkan para perajin juga harus menyiasati dengan memperkecil ukuran tempe.
“Cara menyiasati pengrajin naikkan harga atau mengecilkan ukuran dan mengurangi produksi. Harga mahal tidak apa-apa, ini yang parah daya beli masyarakat rendah, ini problem,” ungkap Sutaryo.
Ilustrasi tempe. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Para perajin tempe memang telah menggelar aksi mogok produksi di awal Januari 2021. Mogok yang dilakukan sudah mendapat perhatian juga dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
Meski begitu, Sutaryo menjelaskan aksi mogok produksi yang dibuat tersebut tidak melulu soal penurunan harga saja.
ADVERTISEMENT
“Mogok produksi bukan berarti bisa menurunkan harga, tetapi biar konsumen tempe dan tahu mengerti tempe dan tahu harganya naik,” ujar Sutaryo.