Simak! Deretan Saham Layak Koleksi Sepanjang 2021

13 Januari 2021 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
Mirae Asset Sekuritas memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal positif sepanjang tahun 2021. Hal ini didorong oleh realisasi program vaksinasi COVID-19 yang juga diharapkan bakal memulihkan perekonomian dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan, ada sejumlah saham yang berpotensi mengalami kenaikan pada tahun ini. Hariyanto melihat saham-saham di sektor komoditas seperti CPO, batu bara, nikel dan emas layak untuk dikoleksi sepanjang 2021.
Untuk komoditas emas, Hariyanto merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sedangkan untuk komoditas nikel, pihaknya merekomendasikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
“Kami memilih ANTM dan INCO, karena emiten ini penerima manfaat dari kenaikan harga nikel seiring dengan naiknya permintaan dari produksi baja dan baterai EV,” kata Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya, Rabu (13/1).
Ilustrasi tabungan saham. Foto: Pixabay
Sedangkan untuk sawit, Hariyanto merekomendasikan saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP). Menurutnya saham LSIP masuk radar (top picks) karena emiten sawit ini akan terdorong kenaikan harga CPO. Kemudian saham PT United Tractors Tbk (UNTR) juga masuk pilihan karena memperhitungkan dampak positif dari kenaikan harga emas.
ADVERTISEMENT
Selain itu Hariyanto mengatakan investor juga bisa melirik sektor unggas. Pada sektor ini investor bisa mengoleksi saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). “Saham JPFA (layak dikoleksi) karena adanya pemulihan sektor unggas,” ujarnya.
Tak hanya itu Mirae Asset juga memasukkan saham sektor perbankan dalam daftar rekomendasinya atau stock picks. Rekomendasi ini membuka opsi untuk saham-saham seperti BBRI, BMRI, dan BBNI.
Hariyanto menilai, per 7 Januari, top picks dengan bobot yang sama menghasilkan akumulasi tingkat pengembalian sebesar 40,1 persen. “Sebab itu, top picks kami mengungguli IHSG sebesar 43,9 persen,” tutupnya.