Sinarmas Bangun Pabrik Masker, April Berproduksi

24 Maret 2020 18:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menyelesaikan produksi masker di Pabrik Yangzhou, Jiangsu, China. Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menyelesaikan produksi masker di Pabrik Yangzhou, Jiangsu, China. Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Sinarmas Group menyatakan siap memproduksi masker untuk kebutuhan dalam negeri. Langkah ini diambil perusahaan untuk membantu pemerintah menangani virus corona atau COVID-19.
ADVERTISEMENT
Managing Director Sinarmas, Gandi Sulistiyanto mengatakan, saat ini perusahaan masih membangun pabriknya. Berdasarkan rencana, April sudah bisa memproduksi masker. Selagi menunggu pabrik jadi dan memenuhi kebutuhan masker di dalam negeri, perusahaan memproduksi masker dari pabriknya di China. Selanjutnya, masker tersebut dikirim ke Indonesia.
"Ya kami Asia Pulp & Paper (APP) memproduksi masker. Tetapi pabrik di Indonesia terus terang belum siap sehingga kami produksi sekarang ini dari China, masker yang kami bagikan sebagian kemarin masih impor. Insya Allah April sudah bisa jadi pabrik di Indonesia," kata dia dalam konferensi pers online bersama Menteri BUMN, Erick Thohir, Selasa (24/3).
Seorang pekerja menggunakan masker menyelesaikan produksi kaus kaki di pabrik daerah Deqing Huzhou, Zhejiang, China. Foto: China Daily / via REUTERS
Untuk bahan baku, Sulistiyanto mengatakan masih bergantung pada impor, terutama dari China. Karena ada kasus virus corona, kata dia, perusahaan mendapatkan kemudahan impor oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Katanya, izin impor untuk bahan baku ini langsung keluar hanya beberapa jam saja. Hal ini bisa dimaklumi karena kebutuhan masker sangat tinggi.
"Kami mendapat kemudahan sekali dalam proses impor bersama Mendag dan Depkes, langsung dalam waktu beberapa jam bisa dikeluarkan," ujarnya.
Sulistiyanto mengatakan untuk urusan impor saat ini tak bisa dilakukan mandiri antara pengusaha. Dalam keadaan sekarang, impor bahan baku seperti ini mewajibkan adanya hubungan antarnegara.
"Kami untuk pengadaan pengobatan, untuk impor dari luar sudah di lock, karena harus G to G. Kita tidak punya kemampuan dalam pelaksanaan tanpa bantuan dari pemerintah, dalam hal ini yang paling tepat saya rasa BUMN," terangnya.
Dia mengatakan salah satu yang penting untuk diperhatikan dalam impor dalam situasi seperti ini adalah angkutan logistik. Pihaknya pun sudah meminta Garuda Indonesia menyiapkan penerbangan ke sejumlah negara asal impor bahan baku masker.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah bicara langsung dengan Dirut Garuda Pak Irfan. Beliau meminta secara khusus masker untuk para pilot dan pramugari. Kami sudah langsung drop hari ini sementara 10.000 dulu. Dan itu akan terus kami berikan sesuai kebutuhan," ujar Sulistiyanto.