Singapura Kena Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Terpuruk Minus 41,2 Persen

14 Juli 2020 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wisatawan mengabadikan momen di Merlion Park Singapore. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wisatawan mengabadikan momen di Merlion Park Singapore. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Singapura terkena resesi atau mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada dua kuartal berturut-turut. Dilansir Reuters, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 terpuruk di posisi minus 41,2 persen secara kuartalan (qtq).
ADVERTISEMENT
Kontraksi ini disebabkan pembatasan sosial dan lockdown yang diterapkan negara tersebut, akibat pandemi virus corona. Sementara negara ini sangat bergantung pada sektor perdagangan, karena menjadi hub kegiatan ekspor dan impor di kawasan Asia Tenggara.
Pertumbuhan ekonomi Singapura tersebut juga jauh lebih dalam dibandingkan proyeksi Reuters yang minus 37,4 persen. Sektor konstruksi pun anjlok hingga 95,6 persen.
Sementara jika dibandingkan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal II 2020 anjlok 12,6 persen (yoy), jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang juga minus 0,3 persen (yoy). Capaian tersebut juga merosot dibandingkan proyeksi para ekonom di kisaran 10,5 persen (yoy).
Terminal pelabuhan PSA Internasional di Singapura Foto: REUTERS / Edgar Su
“Penurunan ekonomi ini menandai adanya kemerosotan selama dua kuartal berturut-turut, setelah di kuartal I 2020 turun 0,3 persen (yoy) dan 3,3 persen (qtq), memenuhi definisi untuk resesi,” tulis Reuters seperti dikutip kumparan, Selasa (14/7).
ADVERTISEMENT
Pemerintah Singapura sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi selama tahun ini berada di kisaran minus 7 persen hingga minus 4 persen (yoy), penurunan terbesar sepanjang masa negeri tersebut.
“Dengan pembukaan kembali ekonomi Singapura, kita harus melihat ada kenaikan aktivitas ekonomi yang moderat di kuartal III. Kami pikir kuartal III akan menunjukkan beberapa perbaikan, tetapi masih akan berada di wilayah kontraksi,” kata Selena Ling, kepala penelitian dan strategi treasury Bank OCBC.
Pemerintah Singapura juga telah menggelontorkan 100 miliar dolar Singapura sebagai stimulus ekonomi kepada masyarakatnya yang terdampak pandemi.