Singapura Masuk Resesi, Indonesia Diminta Mengencangkan Sabuk Pengaman

15 Juli 2020 13:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terminal pelabuhan PSA Internasional di Singapura Foto: REUTERS / Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Terminal pelabuhan PSA Internasional di Singapura Foto: REUTERS / Edgar Su
ADVERTISEMENT
Singapura resmi terperosok jurang resesi ekonomi pada tahun ini. Perekonomian Negeri Singa tersebut mengalami kontraksi alias minus selama dua kuartal berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Singapura di kuartal II 2020 minus 41,2 persen secara kuartalan (qtq) dan minus 12,6 persen secara tahunan (yoy). Kontraksi tersebut jauh lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus 3,3 persen (qtq) dan minus 0,3 persen (yoy).
Resesi Singapura tersebut menjadi alarm bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Thailand, yang secara struktur ekonomi lebih mirip dengan Singapura.

Bagaimana Dampak Resesi Singapura bagi Indonesia?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan Indonesia sebenarnya lebih beruntung dibandingkan dua negara tetangga tersebut yang menggantungkan perekonomiannya pada kegiatan ekspor.
Adapun struktur terbesar dalam perekonomian Indonesia adalah konsumsi rumah tangga.
Menurut Piter, resesi ekonomi akibat pandemi virus corona sebenarnya adalah suatu kewajaran, yang hampir terjadi di semua negara.
ADVERTISEMENT
"Indonesia kita perkirakan juga tidak terelakkan mengalami resesi pada tahun 2020. Kontraksi ekonomi akan terjadi pada kuartal II dan III, bahkan bisa berlanjut ke kuartal IV, selama wabah masih berlangsung, kontraksi ekonomi sulit terelakkan," kata Piter kepada kumparan, Rabu (15/7).
Menurut dia, meskipun resesi tak bisa dihindari Indonesia, namun kondisinya tak akan sedalam Singapura. Konsumsi barang primer di Indonesia juga masih tetap tumbuh, meskipun nilainya diprediksi melambat.
"Kalau pun mengalami penurunan, tidak terlalu besar. Karena konsumsi khususnya barang primer masih tetap ada, sehingga perekonomian walaupun terkontraksi, tidak akan sangat dalam seperti Singapura," jelasnya.
Piter mengimbau masyarakat tak perlu khawatir mengenai resesi Singapura ke Indonesia. Menurut dia, yang perlu dilakukan saat ini adalah pemerintah mengencangkan 'sabuk pengaman.'
ADVERTISEMENT
Adapun andil utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah konsumsi rumah tangga. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong konsumsi, seperti bantuan sosial, program keluarga harapan (PKH), serta jaring pengaman sosial lainnya yang dapat mendorong daya beli masyarakat.
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Sekarang semuanya di ambang resesi karena wabah, kita juga di ambang resesi. Tapi kita kan tidak terlalu bergantung kepada ekspor, kita andalkan konsumsi, pemerintah perlu mempercepat sejumlah kebijakan yang mendorong konsumsi," jelas Piter.
Meski demikian, cara mendorong konsumsi rumah tangga pun tak selamanya berjalan mulus. Realisasi penyerapan bantuan sosial juga masih rendah.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi anggaran perlindungan sosial telah mencapai 34,06 persen atau Rp 69,4 triliun dari pagu Rp 203,9 triliun per 3 Juli 2020.
ADVERTISEMENT
Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI, Eric Sugandi, menegaskan saat ini yang terpenting adalah bagaimana keluar dari resesi sambil mengendalikan penyebaran COVID-19.
Menurut Eric, untuk keluar dari resesi yang paling penting adalah menjaga daya beli beli rumah tangga untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Termasuk dengan berikan bantuan langsung tunai dan jangan naikkan administered prices, termasuk tarif dasar listrik. Supaya demand side perekonomian bisa berangsur pulih dan sebisa mungkin kendalikan wabah," kata dia.
Selain itu, pembukaan sejumlah sektor saat ini juga bisa membantu perekonomian dan menjaga daya beli masyarakat. Namun hal ini tentunya harus dilakukan dengan catatan pengendalian wabah terus dilakukan.
"Pengendalian wabah juga mesti dilakukan terus supaya dampak pembukaan sembilan sektor ini bisa optimal," jelasnya.
ADVERTISEMENT