Sinyal Harga BBM Naik Semakin Kuat, Airlangga: Biasa Penyesuaian Satu Kali

16 Agustus 2022 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Jokowi bertemu delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (17/7).  Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Jokowi bertemu delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (17/7). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali memperkuat sinyal kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar. Dia berkata, pemerintah sedang mengkaji kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Airlangga menuturkan pengkajian dilakukan dengan berbagai skenario. Meski begitu, hingga saat ini belum ada keputusan apa pun mengenai kenaikan harga BBM subsidi tersebut, baik itu waktu dan nominalnya.
"Kita akan kaji secara dalam, walaupun kita ketahui angkanya relatif tinggi," katanya kepada wartawan usai Konferensi Pers Nota Keuangan 2023, Selasa (16/8).
Dia juga memastikan, pengkajian dan pembahasan tersebut berlaku untuk kedua BBM subsidi yaitu Pertalite dan Solar. Pengkajian pun dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi makro nasional.
"Dua-duanya lagi dikaji, dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, terkait juga dengan kompensasi," ungkap Airlangga.
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Sementara itu, terkait seberapa besar kenaikan BBM, dia belum mau membeberkan secara spesifik. Dia hanya meminta untuk menunggu hingga UU APBN tahun anggaran 2023 ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Airlangga membeberkan kenaikan atau penyesuaian BBM subsidi tidak akan bertahap. "Biasanya penyesuaian itu satu kali," pungkasnya.
Adapun dalam pemaparannya ketika konferensi pers, Airlangga menjelaskan pembahasan kenaikan BBM subsidi dilakukan terkait volume dan dari segi kebijakannya. Hal ini dengan memperhitungkan potensi kenaikan inflasi dan efeknya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Tentu apabila ada penyesuaian, kami sedang mengkalkulasikan juga kebutuhan-kebutuhan terkait kompensasi dalam berbagai program yang sedang berjalan, artinya dikaitkan dalam Perlinsos (Program Perlindungan Sosial) seperti yang kita lakukan saat penanganan COVID-19," jelasnya.
Adapun dalam RAPBN 2023, pemerintah telah menetapkan anggaran subsidi energi sebesar Rp 210,665 triliun, terdiri atas subsidi BBM dan LPG 3 kg sebesar Rp 138.33 triliun, serta subsidi listrik sebesar Rp 72.32 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga menetapkan anggaran kompensasi energi sebesar Rp 126,04 triliun. Sehingga total subsidi dan kompensasi energi untuk tahun 2023 sebesar Rp 336,7 triliun, jauh lebih rendah dari alokasi di tahun ini yang membengkak hingga Rp 502,4 triliun.