SKK Migas Bidik JTB Jadi Hub Pengembangan Lapangan Gas di Bojonegoro

27 Oktober 2022 7:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa.  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung-Biru (JTB) menjadi pusat atau hub pengembangan lapangan gas lain di Bojonegoro, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa, menjelaskan masih banyak potensi lapangan yang bisa dikembangkan di Bojonegoro, terutama di kawasan Cepu.
"Mudah-mudahan kalau saya pribadi, plan JTB ini bisa menjadi hub untuk pengembangan lapangan-lapangan gas lain," ujar Waras saat media briefing di Bojonegoro, Rabu (26/10).
Waras mencontohkan lapangan yang akan dikembangkan yakni Lapangan Gas Cendana dan Lapangan Gas Alas Tua yang rencananya dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
"Nanti kalau misal dari Cendana mungkin tidak perlu bikin plan sebesar ini, jadi tinggal bangun pipa ditarikin ke sini, kemudian Alas Tua bisa juga masuk sini juga," ujar Waras.
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Waras menjelaskan, Lapangan JTB memiliki luas sekitar 10 hektare, namun masih banyak lahan atau space yang belum dimanfaatkan. Untuk itu, dia berharap semakin banyak lapangan yang bisa dikembangkan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Walaupun ini belum ada rencana, tapi bayangan saya kalau ini bisa jadi hub mungkin bisa men-trigger develop lapangan idle lain," ungkap Waras.
Proyek JTB baru saja melaksanakan pengaliran gas perdana atau Gas on Stream (GoS) 20 September 2022 lalu. Lapangan ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Jawa Timur, dengan total kapasitas produksi 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Waras mengungkapkan seluruh produksi gas dari lapangan tersebut langsung dibeli oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai offtaker.
"Gas ini sekarang masuk ke sistem pipa Gresik-Semarang, mayoritas sebenarnya dibawa ke arah Gresik, kebetulan buyer di sini PT PGN," jelas Waras.
Waras menuturkan perjanjian jual beli gas (PJBG) yang telah terkontrak baik itu kepada PT PLN (Persero) sebesar 100 MMSCFD maupun 72 MMSCFD sisanya ke industri lain di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur didistribusikan melalui PT PGN.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini proyek JTB belum berkapasitas maksimal, yaitu hanya 30 MMSCFD. Waras menargetkan lapangan ini bisa mencapai project acceptance atau berproduksi 100 persen di pertengahan Desember 2022.
"Ini sekarang on-stream, mengalir sekitar 30 MMSCFD dan sudah diterima PGN di 20 September kemarin," pungkas Waras.