SKK Migas: Dana ASR Hulu Migas di Bank BUMN Capai Rp 32 Triliun

19 Agustus 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SKK Migas. Foto: SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SKK Migas. Foto: SKK Migas
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat dana Abandonment and Site Restoration (ASR) yang berasal dari kontraktor migas (KKKS) mencapai USD 2,2 miliar atau Rp 32 triliun.
ADVERTISEMENT
Dana ASR merupakan akumulasi dana yang dicadangkan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan pascatambang wilayah kerja migas. Dana ini dikumpulkan di dalam rekening bersama antara SKK Migas dan KKKS.
"Saat ini akumulasi jumlah dana ASR di bank BUMN saat ini mencapai USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun, yang tentu berperan besar dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan bank BUMN dalam penyaluran kredit," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Webinar Peran Perbankan Nasional dalam Menunjang Kegiatan Hulu Migas, Kamis (19/8).
Dwi mengatakan potensi dana ASR akan semakin besar ke depannya karena banyaknya wilayah kerja hulu migas yang dalam tahap pengembangan di Indonesia seiring dengan besarnya investasi hulu migas. Adapun dana ASR dimulai sejak 2009 lalu.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
Industri hulu migas dapat menarik investasi dengan total USD 187 miliar, dengan total gross revenue sebesar USD 371 miliar dan proyeksi pendapatan negara sebesar USD 131 miliar dalam program produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.
ADVERTISEMENT
Belum lagi ditambah dengan Internal Rate Return (IRR) industri hulu migas minimal berada di kisaran 14 persen pada saat investasi awal. Bahkan beberapa blok migas yang sudah berproduksi seiring dengan ditemukannya sumur migas yang baru, sehingga IRR meningkat lebih tinggi dibandingkan saat investasi awal.
Potensi-potensi ini, lanjut Dwi, dapat disediakan oleh perbankan nasional, karena di tahun 2020 total penyaluran kredit perbankan nasional mencapai Rp 5.482,5 triliun, sedangkan kebutuhan investasi hulu migas dengan kisaran USD 12 miliar atau sekitar 3 persen dari kemampuan pembiayaan perbankan nasional tersebut.
"Maka PR besar kita bersama adalah bagaimana agar industri hulu migas dapat menjadi salah satu sektor usaha yang menjadi target utama pembiayaan perbankan nasional," katanya.
ADVERTISEMENT