news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

SKK Migas: Investasi Hulu Migas Butuh Rp 2.484 Triliun

15 November 2022 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
SKK Migas mengungkapkan besarnya dana investasi yang diperlukan untuk sektor hulu minyak dan gas bumi.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan, pemerintah memiliki target lifting minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Untuk mengejar target lifting migas tersebut, kata Fatar, dibutuhkan dana investasi hingga USD 160 miliar atau setara Rp 2.484 triliun. Upaya tersebut harus diiringi oleh peningkatan iklim investasi hulu migas di Indonesia.
“Setidaknya perlu investasi hulu migas hingga USD 160 miliar dalam kurun waktu 10 tahun mendatang hingga 2030,” kata Fatar saat konferensi pers IOG 2022 di Jakarta, Selasa (15/11).
Atas dasar itu, rencananya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas kembali menggelar konvensi 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022). Konvensi ini akan mengusung 3 topik utama di sektor hulu migas.
ADVERTISEMENT
Fatar mengatakan, konvensi migas terbesar Indonesia tersebut akan fokus pada upaya meningkatkan iklim investasi migas dengan memperkuat kolaborasi sambil terus beradaptasi dengan transisi energi.
SKK Migas mengunjungi industri pendukung usaha hulu migas di Batam. Foto: SKK Migas
Menurutnya, peran industri migas semakin signifikan seiring komitmen Indonesia terhadap target net zero emission di tahun 2060. Sektor migas diharapkan dapat meningkatkan produksi dan mengurangi emisi secara bersamaan selama masa transisi, sehingga pertumbuhan ekonomi negara tetap positif.
Bahkan, kata Fatar, proses menuju net zero emission sudah mulai diterapkan oleh pelaku industri migas seperti lapangan Ubadari dan Lapangan Vorwata yang dikelola oleh BP.
Dia menambahkan, potensi Indonesia masih menjanjikan bagi para investor. Meski demikian, para pelaku usaha kembali menekankan beberapa isu klasik yang selama ini menjadi perhatian, seperti perbaikan insentif fiskal, kepastian hukum, kualitas data, dan ketersediaan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
“Faktor-faktor tersebut secara signifikan akan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia untuk bisnis hulu migas,” kata Fatar.
Dia melanjutkan, pemerintah telah mengupayakan peningkatan investasi di hulu migas seperti menawarkan terms and conditions penawaran wilayah kerja (WK) atau blok migas yang menarik bagi investor, perbaikan sistem perizinan, serta regulasi lainnya.
“Kami berharap dengan adanya Konvensi IOG 2022 ini, para pemangku kepentingan di industri migas dapat duduk bersama dan mencari solusi untuk meningkatkan iklim investasi migas ke depan, terutama jelang Indonesia Emas 2045,” kata dia.
Sementara itu, Chairman Organizing Committee IOG 2022 Mohammad Kemal mengatakan, ajang IOG 2022 merupakan gelaran hybrid pertama setelah 2 tahun sebelumnya acara dilakukan secara virtual.
SKK Migas mengunjungi industri pendukung usaha hulu migas di Batam. Foto: SKK Migas
Acara diharapkan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, akan hadir para pejabat negara, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
ADVERTISEMENT
Kemal menyebutkan ada tiga bagian besar konsep yang akan dibawakan dalam acara IOG 2022, yaitu Economic Recovery, Energy Security, dan Energy Transition. Dia menargetkan jumlah peserta IOG tahun ini adalah sebesar 10.000 peserta online dan 1000 peserta offline.
“Harapannya, di sisa tahun 2022 industri hulu migas sudah menyelesaikan hal-hal yang harus diperbaiki dan menyiapkan peluang 2023 untuk dapat dijalankan lebih baik,” kata Kemal.
Adapun konvensi internasional ini akan dilakukan selama 3 hari, mulai dari 23 hingga 25 November 2022 secara hybrid melalui online dan secara offline di Bali. Acara ini akan dihadiri lebih dari 120 pembicara nasional dan internasional.