SKK Migas: Lapangan JTB On-Stream, Jatim Akan Surplus Gas di 2023

26 Oktober 2022 20:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan Jatim akan mengalami surplus pasokan gas di 2023, lantaran Lapangan Jambaran Tiung-Biru (JTB) sudah mulai beroperasi.
ADVERTISEMENT
Kepala UPP JTB SKK Migas Waras Budi Santosa menyebut selain proyek JTB, ada proyek lain yang juga memproduksi gas di Jatim, yaitu Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
"Dengan adanya proyek JTB dan proyek kami di offshore Jatim, di HCML saya sebutkan saja, kemungkinan besar Jatim akan surplus gas. Kalau selama ini kita mengalami shorted di Jatim, ini kemungkinan besar di 2023 akan surplus," ungkapnya saat media briefing di Bojonegoro, Rabu (26/10).
Adapun proyek JTB sudah memulai pengaliran gas perdana atau Gas on Stream (GoS) 20 September 2022. Lapangan ini berkapasitas total 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Waras menjelaskan, dengan membeludaknya pasokan gas di Jatim, SKK Migas bersama pemerintah harus memastikan seluruhnya bisa dimanfaatkan. Salah satunya memanfaatkan pengembangan kawasan industri di Batang, Jateng.
ADVERTISEMENT
"Harapannya kami adalah market di Jateng, proyek di Batang dengan syarat pipa (gas) dari Semarang ke Batang kelanjutan dari Gresik-Semarang itu jadi, di sana harus siap terima," ujarnya.
Dia memaparkan, lapangan JTB memiliki masa plato atau puncak produksi hingga tahun 2035, sehingga dinilai bisa menarik lebih banyak investor dan pembeli. Dengan begitu, dia harap tumbuhnya kawasan industri bisa menyerap seluruh pasokan gas di proyek tersebut.
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selain itu, dia pun berharap idealnya pasokan gas dari Jatim bisa didistribusikan ke daerah lain, terutama Jabar, melalui pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) yang saat ini masih dalam proses pembangunan.
"Idealnya pipa Gresik-Semarang harusnya nyambung ke Cirebon, sehingga surplus nanti dari potensi-potensi lapangan lain yang masih idle, bisa kita develop dan bisa mengisi gas di Jabar dengan tidak melupakan ada industri baru yang akan tumbuh kita buka dengan lebar," jelasnya.
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Lanjut Waras, selain JTB, masih banyak potensi lapangan gas yang bisa dikembangkan di sekitarnya. Hal ini juga termasuk lapangan-lapangan yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (ECML).
ADVERTISEMENT
"Masih banyak sekali lapangan di sini yang idle, notabene ini bukan lapangan yang dari seismik, tapi udah ada sumurnya, seperti Alas Dara, Cendana, Kalisari, di sekitar sini," tuturnya.
"Kebetulan ini area tersebut di-handle operatornya adalah EMCL, mudah-mudahan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk segera men-develop lapangan-lapangan ini," pungkas Waras.