news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

SKK Migas Ramal Konsumsi Minyak Tembus 3,97 Juta Barel per Hari pada 2050

19 Agustus 2021 17:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
ADVERTISEMENT
Meski pemerintah terus mendorong transisi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT), konsumsi minyak di Indonesia diperkirakan bakal terus naik. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meramal konsumsinya akan mencapai 3,97 juta barel per hari pada 2050.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan prediksi konsumsi minyak di 2050 ini akan seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, pembangunan, dan industri khususnya petrokimia. Hal ini juga menunjukkan sektor hulu migas menjadi menjadi andalan di tengah transisi energi.
"Saat ini konsumsi minyak sekitar 1,6 juta barel per hari dan menjadi 3,97 juta barel per hari pada 2050 atau diperkirakan akan meningkat sebesar 139 persen," katanya dalam Webinar Peran Perbankan Nasional dalam Menunjang Kegiatan Hulu Migas, Kamis (19/8).
Untuk konsumsi gas bumi juga sama, akan lebih besar lagi meningkatnya. Pada 2050, diramal konsumsi gas bumi nasional mencapai 26.112 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau naik sebesar 298 persen dari konsumsi saat ini sekitar 6.000 MMSCFD.
ADVERTISEMENT
Karena itu, SKK Migas meminta ke kontraktor hulu migas agar menggenjot produksi 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Dwi menegaskan target produksi yang dikejar hingga 2030 ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi untuk Indonesia semaksimal mungkin, tapi juga dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya visi ini didasari atas potensi bahwa Indonesia memiliki 128 cekungan migas. Dari potensi itu, baru 20 cekungan yang berproduksi dan 27 cekungan sudah ada temuan tapi belum berproduksi.
"Dan masih terdapat 68 cekungan yang belum dibuktikan keberadaan hidrokarbonnya. Hal ini menunjukkan potensi masih sangat besar," kata Dwi.
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
Melihat besarnya konsumsi migas di masa mendatang ini juga akan membawa dampak bagi perbankan nasional, khususnya BUMN. Sebab, para KKKS akan mencadangkan dana Abandonment and Site Restoration (ASR) yang saat ini sudah mencapai USD 2,2 miliar atau Rp 32 triliun.
ADVERTISEMENT
Dana ASR merupakan akumulasi dana yang dicadangkan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan pascatambang wilayah kerja migas. Dana ini dikumpulkan di dalam rekening bersama antara SKK Migas dan KKKS.
Industri hulu migas dapat menarik investasi dengan total USD 187 miliar, dengan total gross revenue sebesar USD 371 miliar dan proyeksi pendapatan negara sebesar USD 131 miliar dalam program produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.
Belum lagi ditambah dengan Internal Rate Return (IRR) industri hulu migas minimal berada di kisaran 14 persen pada saat investasi awal. Bahkan beberapa blok migas yang sudah berproduksi seiring dengan ditemukannya sumur migas yang baru, sehingga IRR meningkat lebih tinggi dibandingkan saat investasi awal.
"Jadi industri hulu migas akan terus meningkatkan multiplier effect dan memastikan keberlanjutan lingkungan," kata Dwi.
ADVERTISEMENT