news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

SKK Migas: Semburan Lumpur di Sakakemang Tak Seperti Lapindo

14 September 2018 23:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjelasan mengenai semburan lumpur di Blok Sakakemang, Musi Banyuasin. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjelasan mengenai semburan lumpur di Blok Sakakemang, Musi Banyuasin. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sumur KBD-2X Blok Migas Sakakemang di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menyemburkan lumpur panas dari kedalaman 1,9 km di bawah tanah. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, peristiwa itu sudah bisa diatasi dan tak akan seperti kasus lumpur Sidoarjo di sumur milik Lapindo Brantas Inc.
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher, menyatakan semburan lumpur panas di sumur yang tengah dibor Talisman Saka Kemang untuk diketahui potensi gasnya, terjadi pada Kamis (13/9) sekitar pukul 10.00 WIB.
“Kejadian itu bisa kami atasi dalam 5 detik, sumur sudah ditutup. Jadi tak akan seperti kasus Lapindo, di Sidoarjo. Hal itu dikarenakan pada saat sumur sudah ditutup, tak ada lumpur panas yang kembali menyembur ke atas,” katanya saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (14/9) malam.
Wisnu juga memastikan, tidak ada korban dalam peristiwa itu dan semuanya sudah diantisipasi dengan peralatan yang ada. Menurutnya, masyarakat tak perlu khawatir dengan peristiwa di Sumur KBD-2X Blok Migas Sakakemang tersebut.
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
“Jadi tidak bisa dianalogikan sama dengan kasus lumpur Sidoarjo dari sumur Lapindo Brantas. Penanganan dampak lingkungan juga sudah ada. Hal ini akan kami atasi dalam 2 hari ke depan, paling lama seminggu,” ucap Wisnu.
ADVERTISEMENT
Dia membeberkan, pengeboran Sumur KBD-2X dilakukan sejak 20 Agustus 2018 dengan jangka waktu 45 hari. Wisnu mengatakan adanya kejadian itu hanya mengundur target penyelesaian maksimal seminggu.
“Maksimal seminggu, sesuai waktu penyelesaian ini. Adanya kejadian ini menandakan ada potensi hidrokarbon di bawah sana, itu good news buat kita. Karena pengeboran ini untuk mengetahui potensi gas di sana,” paparnya.
Saat disinggung mengenai hukuman yang akan diberikan kepada Talisman Saka Kemang, dia mengaku akan melakukan investigasi dahulu. Namun sesuai analisa awal, tak ada pelanggaran prosedur pengeboran yang dilakukan oleh kontraktor.
Selain itu, Wisnu menyebut, semburan lumpur saat pengeboran eksplorasi merupakan hal yang wajar. Bahkan untuk kasus Sumur KBD-2X Blok Migas Sakakemang, pihaknya sebenarnya sudah menduga sejak awal akan terjadi semburan lumpur.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah menduga di awal, tapi semburan lumpur yang kami duga terjadi di kedalaman 2,1 km di bawah tanah. Tapi ini ternyata terjadi 1,9 km di bawah tanah,” kata Wisnu.