Soal Kekayaan RI Lari ke Luar Negeri, Prabowo Punya Solusi Apa?

9 Maret 2019 15:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kembali mengungkit soal larinya kekayaan Warga Negara Indonesia ke luar negeri yang mencapai Rp 11 ribu triliun. Hal itu disampaikan dalam Pidato Kebangsaan di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia di Bandung, Jumat (8/3).
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, menyampaikan jika Prabowo Subianto terpilih jadi presiden, pihaknya akan menggandeng berbagai lembaga untuk menarik dana masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri.
"Nanti setelah kami menang akan telusuri, itu saja," katanya kepada kumparan, Sabtu (9/3).
Dia menjelaskan, terdapat 3 lembaga yang memiliki data masyarakat Indonesia yang menaruh uangnya di luar negeri, yakni Kementerian Keuangan, konsultan manajemen multinasional McKinsey, dan sebuah lembaga keuangan internasional.
"Nanti kita koordinasi, kita konsultasi baik di dalam maupun luar negeri supaya bisa memburu orang-orang itu," beber politisi Gerindra itu.
Andre menambahkan, tujuan Prabowo terus mengingatkan bahwa terdapat uang masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, yakni untuk mengingatkan agar tak ada lagi dana masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri, serta agar dana yang ada di luar negeri kembali ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tujuan Pak Prabowo itu. Uang itu kan berdampak ke penerimaan pajak kita juga," tegasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Mukhamad Misbakhun, menyampaikan data yang disampaikan Prabowo merupakan data yang disebut pemerintah sebelum adanya tax amnesty di 2017. Pun angka Rp 11.000 triliun itu merupakan aset masyarakat Indonesia, tak semuanya dalam bentuk uang.
"Itu kan disampaikan sebelum adanya tax amnesty. Setelah tax amnesty, ada Rp 5.000 triliun yang berhasil ditarik. Sekarang enggak perlu nyebut itu lagi, yang perlu disampaikan adalah apa cara Pak Prabowo membawa uang yang ada di luar negeri kembali ke Indonesia," tegasnya.