Soal Utang Terselubung dari China, Mengalir ke Mana Saja?

18 Oktober 2021 7:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek konstruksi kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Proyek konstruksi kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia disebut mempunyai utang terselubung dari China untuk membiayai beragam proyek menyita perhatian publik. Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII), Zulfikar Rakhmat, menilai pendanaan proyek dalam skema tersebut sejatinya memang utang, namun dibungkus menjadi investasi.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya tuh kalau saya lihat memang sebenarnya dari awal itu utang yang ditutup rapi atau dibungkus dengan investasi. Sebenarnya itu utang," kata Zulfikar kepada kumparan, Jumat (15/10).

Lantas, mengalir ke mana saja utang terselubung tersebut?

Lembaga riset Amerika Serikat, Aiddata, mengungkap Indonesia sebagai salah satu negara penerima utang terselubung (hidden debt) terbesar dari China. Utang terselubung China ini mengalir ke sejumlah proyek infrastruktur yang digarap BUMN dan swasta.
Pada rentang 2000-2017, nilainya mencapai USD 34,38 miliar atau dengan kurs saat ini setara Rp 488,9 triliun. Adapun proyek yang didanai utang dari China mulai dari bendungan hingga kereta cepat Jakarta-Bandung.
Foto udara sebuah terowongan pada proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Dari penelusuran kumparan, ada sejumlah mega proyek infrastruktur di Indonesia yang didanai oleh China. Mulai dari bendungan hingga kereta cepat Jakarta-Bandung pun didanai dari utang terselubung.
ADVERTISEMENT
Pertama yakni Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat. Waduk terbesar kedua di Indonesia ini bisa dibangun dengan dana USD 215,62 juta dari CEXIM-China, seperti diungkapkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.
Kemudian Tol Medan-Kualanamu sepanjang 61,8 km. Proyek ini dibiayai utang luar negeri dari CEXIM-China sebesar USD 122,43 juta.
Terbaru yakni kereta cepat Jakarta-Bandung. Dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, disebutkan investasi sebesar USD 5,573 miliar tidak menggunakan APBN dan tanpa jaminan pemerintah. Namun akhirnya kini pemerintah ikut mendanai lewat APBN akibat pembengkakan biaya.