Sri Mulyani: Anggaran Kesehatan untuk Penanganan COVID-19 Bisa Melebihi Rp 300 T

4 Agustus 2021 12:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi anggaran kesehatan pada tahun ini akan membengkak mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Kenaikan anggaran tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi COVID-19 yang sudah dan masih terus berlangsung saat ini.
ADVERTISEMENT
“Total anggaran kesehatan tahun ini diproyeksikan bahkan bisa mencapai di atas Rp 300 triliun, sebuah angka yang luar biasa besar,” ujar Sri Mulyani dalam Webinar 50 Tahun Nalar Ajar Terusan Budi: CSIS dan Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045, Rabu (4/8).
Adapun hingga saat ini alokasi anggaran untuk sektor kesehatan dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tercatat sebesar Rp 214,95 triliun. Tidak hanya anggaran kesehatan saja yang naik, secara keseluruhan dana PEN juga telah ditingkatkan dari Rp 699,42 triliun menjadi Rp 744,75 triliun.
Selain anggaran kesehatan, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga menambah lagi anggaran untuk perlindungan sosial menjadi Rp 186,64 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai bansos Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), program Kartu Sembako/Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta KPM, Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp 300 ribu per bulan kepada 10 juta KPM, kemudian tambahan kartu sembako untuk 5,9 juta KPM di daerah serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa untuk 8 juta KPM.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga menyalurkan bantuan berupa Program Kartu Prakerja dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi 8 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta. Tak hanya itu pemerintah juga memberikan tambahan bantuan beras, diskon listrik dan subsidi internet bagi pelajar dan pengajar.
Menurut Sri Mulyani anggaran untuk semua program tersebut bersumber dari APBN. Sehingga dalam upaya penanggulangan pandemi ini, Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN memegang peranan penting.
“Instrumen APBN memegang peranan luar biasa penting untuk menghadapi musibah pandemi COVID-19 yang luar biasa. Sesuai mandatnya, fiskal instrumen adalah instrumen untuk melakukan stabilisasi, distribusi serta alokasi,” tandasnya.