Sri Mulyani: APBN Mei 2024 Defisit Rp 21,8 Triliun, 0,1 Persen dari PDB

27 Juni 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024).  Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan realisasi anggaran dan belanja negara (APBN) di Mei 2024 tercatat defisit sebesar Rp 21,8 triliun, atau 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan, posisi APBN hingga akhir Mei 2024 mencatatkan keseimbangan primer masih membukukan positif atau surplus Rp 184,2 triliun.
"Namun total anggaran kita membukukan defisit Rp 21,8 triliun, atau ini artinya 0,1 persen dari PDB karena defisit juga diukur dari persentase terhadap PDB," katanya saat konferensi pers APBN KiTA, Kamis (27/6).
Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara yang terdiri dari pajak, bea cukai, PNBP dan hibah sebesar Rp 1.123,5 triliun atau telah mencapai 40,1 persen dari target APBN tahun ini.
Meskipun demikian, pertumbuhan pendapatan pada Mei ini terjadi penurunan 7.1 persen secara tahunan (yoy). Ini disebabkan pada tahun 2023 dan 2022 terjadi kenaikan harga komoditas terutama pada tahun 2022 yang luar biasa tinggi.
ADVERTISEMENT
"Sehingga membukukan penerimaan dari perpajakan dan PNBP yang cukup tinggi. Ini suatu yang harus kita monitor dan waspadai,
Sementara belanja negara hingga akhir Mei 2024 telah tercapai Rp 1.145,3 triliun. Sri Mulyani menuturkan, hal ini menunjukkan pemerintah sudah membelanjakan sebesar 34,4 persen dari pagu yang ada di dalam APBN, 14 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.