Sri Mulyani Bawa Oleh-oleh dari Agenda G20 Brasil, Ini Bahasannya

5 Maret 2024 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers terkait pertemuan ASEAN Tingkat Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (AFHMM) di Jakarta, Kamis (24/8) Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers terkait pertemuan ASEAN Tingkat Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (AFHMM) di Jakarta, Kamis (24/8) Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan, hasil pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, dalam rangkaian perhelatan G20 di Brasil tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung cukup baik dan membahas tiga topik utama presidensi G20 Brasil. Pertama, topik mengenai kesetaraan untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan.
"Pertama mengenai masalah equality addressing issue of the poor, especially hunger, karena Brasil merupakan lumbung pangan dunia jadi ini merupakan suatu area juga karena program sosial protection dari Brasil yang juga cukup menonjol," jelasnya usai Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3).
Menurut dia, Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam kebijakan untuk mengurangi kemiskinan salah satunya melalui bantuan sosial (bansos) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dibagikan selama pandemi COVID-19 hingga kini.
"Itu merupakan suatu pengalaman baik dan menarik karena tidak semua negara punya pengalaman yang sama mengenai isu equality providing support food kepada the most vulnerable," jelas Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani menjawab pertanyaan wartawan pada acara serangkaian KTT G20 Indonesia di Bali. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Topik kedua, lanjut Sri Mulyani, adalah pendanaan berkelanjutan (sustainable finance) untuk isu perubahan iklim dan transisi energi. Hal ini menyusul upaya pemerintah Brasil yang cukup agresif di bidang perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
"Isu mengenai finance menjadi salah satu isu yang sangat besar dan selama ini belum memadai, terutama dari berbagai faktor, private sector maupun dari lembaga-lembaga keuangan," jelas Menkeu.
Sri Mulyani menyebutkan, Indonesia juga sudah memiliki pengalaman dari pendanaan transisi energi yakni melalui Energy Transition Mechanism (ETM) dan Just Energy Transition Partnership (JETP).
Menlu RI Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: Twitter/@Menlu_RI
"Kita diskusi mengenai Indonesia yang terus mendorong ETM dan JETP, namun kita tetap harus melihat berbagai opportunity maupun kendala-kendala yang menghadangnya dan itu bagus untuk bisa kita sampaikan," ujarnya.
Selanjutnya, topik ketiga adalah terkait pemerintahan global, terutama menyangkut institusi multilateral dan lembaga-lembaga keuangan dunia untuk membantu kebangkitan sistem fiskal negara berkembang yang ambruk karena pandemi COVID-19.
"Banyak negara berkembang saat ini 52 persen sedang menghadapi masalah fiskal, APBN tidak sehat, dan utangnya dalam kondisi yang tertekan, dan mereka tidak punya akses ke capital sehingga mereka tidak mampu pulih sejak pandemi," tutur Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
"Ini membutuhkan dukungan multilateral institution, diandalkan dalam situasi governance mereka perlu di-reform dan size-nya perlu ditingkatkan itu yang menjadi tema ketiga dan Indonesia memberikan banyak masukan," pungkasnya.