news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sri Mulyani Happy Pajak Mulai Tumbuh, Pembiayaan Utang Menurun

26 November 2021 8:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pemulihan ekonomi mulai berjalan. Salah satu indikatornya adalah penerimaan pajak yang tumbuh hingga double digit, sementara pembiayaan utang menurun.
ADVERTISEMENT
Penerimaan pajak menunjukkan tumbuh positif per Oktober 2021. Secara total penerimaan pajak mencapai Rp 953,6 triliun atau 77,6 persen dari target tahun ini.
“Ini terjadi pertumbuhan 15,3 persen, tahun lalu kita mengalami kontraksi,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kita, Kamis (25/11).
Sri Mulyani membeberkan PPh Migas tumbuh mencapai 55,7 persen karena harga Migas yang melonjak. PPh Nonmigas tumbuh 8,9 persen akibat aktivitas ekonomi mulai pulih di berbagai sektor.
Sementara PPN tumbuh 20,4 persen yang menunjukkan aktivitas produksi dan kegiatan impor mulai berjalan. Kemudian PBB tumbuh 1,2 persen dan pajak lainnya 91,5 persen, salah satunya karena penyesuaian tarif bea meterai.
Pertumbuhan pajak ini juga diikuti dengan pembiayaan utang yang mulai turun. Hingga akhir Oktober 2021, pembiayaan utang turun 32,5 persen menjadi Rp 645,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Padahal di Oktober 2020, penarikan utang baru itu mencapai Rp 956,3 triliun atau tumbuh 143,2 persen dari tahun sebelumnya.
“Ini adalah penurunan yang sangat tajam padahal kita masih dalam situasi COVID-19. Tapi kita bisa menurunkan pembiayaan yang sangat signifikan yaitu minus 32,5 persen,” jelas Sri Mulyani.
Pembiayaan utang yang menurun tersebut disebabkan oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman yang juga mengalami penurunan.
Penerbitan SBN hingga akhir bulan lalu mencapai Rp 668,7 triliun atau minus 29,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penerbitan SBN ini juga baru 55,4 persen dari target tahun ini Rp 1.207,3 triliun.
Sementara untuk pinjaman justru minus Rp 22,9 triliun. Pertumbuhannya juga menurun 278 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah cerita mengenai pemulihan APBN, konsolidasi dan fiskal policy yang prudent. Makanya Fitch (Ratings) menggarisbawahi APBN kita mulai menunjukkan adanya penyehatan,” kata Sri Mulyani.