Sri Mulyani: Investor Bisa Tidur Tanpa Deg-degan Pegang Surat Utang RI

30 Agustus 2023 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut investor bisa tidur tenang, ketika menginvestasikan uangnya dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN).
ADVERTISEMENT
Bendahara Negara itu mengungkapkan, kondisi pasar uang saat ini dipenuhi dengan berbagai jenis surat utang atau obligasi. Namun, dia mengeklaim tidak ada yang seaman dan sestabil surat utang pemerintah Indonesia.
"Di pasar sekarang banyak yang issuance utang, surat utang, tapi kondisi mereka tidak baik. Sehingga mereka beli return tinggi tapi deg-degan," kata Sri Mulyani dalam Rapat Komisi XI di DPR RI, Rabu (30/8).
"Kalau Indonesia kata mereka, mereka beli dan i can sleep holding government Indonesia bond," imbuhnya.
Sri Mulyani menjelaskan, SBN tetap stabil meski suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate naik 100 basis poin (bps). Bahkan, SBN tetap resilince di tengah melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
"Fed Fund Rate naik 100 bps, US Treasury mengalami lonjakan. Tapi APBN kita yield SBN kita 2021 ke 2022 naiknya tidak mencapai 100 bps. Jadi yield kita dengan US Treasury itu makin mendekat," terang Menkeu.
Sri Mulyani bilang, fenomena ini terjadi karena pemerintah berhasil mengelola SBN dengan baik dan terukur. Ini juga menggambarkan Indonesia mampu menjaga perception dan confidence di saat dunia mengalami turbulensi akibat kenaikan tajam suku bunga.
Adapun per Juli 2023, yield SBN 10 tahun berada di level 6,25 persen, sedangkan yield US Treasury 10 tahun 3,96 persen. Sementara itu, sebagai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2024, pemerintah mencantumkan yield SBN 10 tahun di level 6,7 persen.