Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Sri Mulyani: Jelang Pilpres Banyak yang Persoalkan Utang dan Rupiah
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai menjelang pesta demokrasi pemilihan presiden dan pemilihan legistlatif, banyak yang mempersoalkan masalah utang dan pelemahan rupiah sepanjang 2018.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut dia, baik utang maupun nilai tukar rupiah bukanlah satu-satunya tolok ukur kesehatan ekonomi Indonesia. Dia meminta masyarakat melihat perekonomian secara utuh dan objektif.
“Orang Indonesia terlalu terobsesi dengan utang, pelemahan rupiah, dan defisit. Padahal yang utama bagaimana fiskal bisa memerankan kebijakan yang tepat untuk menjaga ekonomi,” kata Sri Mulyani di acara Mandiri Investment Forum, Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1).
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, ekonomi global sekarang berada dalam kondisi memanas dan penuh ketidakpastian. Harga berbagai komoditas bisa naik, bahkan turun sewaktu-waktu. Sehingga, ekonomi Indonesia bisa terdampak akibat kondisi tersebut.
Rupiah sempat terdepresiasi cukup dalam pada 2018. Puncaknya pada 11 Oktober, dolar AS menembus Rp 15.235. Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia mampu menghadapi kondisi global tersebut dengan baik dibandingkan negara lain seperti Turki.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah pemerintah mampu mengumpulkan penerimaan perpajakan (pajak dan bea cukai) yang tercatat meningkat. Sepanjang 2018, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.521,4 triliun atau 94 persen dari target APBN 2018 senilai Rp 1.618,1 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi penerimaan pajak nonmigas tercatat Rp 1.251,2 triliun, naik 13,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi pajak nonmigas tersebut mencapai 90,3 persen dari target APBN 2018 Rp 1.385,9 triliun.
“Jadi bukan hanya tentang utang atau depresiasi rupiah, tapi (kondisi ekonomi Indonesia) merupakan hasil persilangan banyak hal di berbagai sektor. Salah satunya penerimaan negara dari pajak,” ujarnya.
Dengan adanya penerimaan perpajakan, maka instrumen tersebut bisa digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Untuk itu Sri Mulyani berkomitmen pihaknya akan terus berusaha mengumpulkan penerimaan pajak dan menjaga momentum.
ADVERTISEMENT
“Kami akan terus meningkatkan penerimaan perpajakan dan menjaganya agar tetap seimbang,” tandasnya.