news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sri Mulyani: Masa Pandemi Banyak Hoaks, Jelaskan 4 Level PPKM Saja Jadi Sulit

3 Agustus 2021 16:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui banyak informasi palsu alias hoaks yang beredar di masyarakat selama pandemi. Hal ini membuat pemerintah harus berjuang lebih keras dalam menyampaikan informasi dan menjelaskan sebuah kebijakan kepada publik.
ADVERTISEMENT
Sebab ketika beredar di masyarakat, informasi yang datang dari pemerintah memiliki banyak informasi tandingan yang belum tentu benar adanya.
"Pada saat yang sama masyarakat terus digerogoti informasi tandingan dari berbagai sumber yang seringkali tidak selalu akurat. Atau bahkan sengaja ingin menyesatkan," ujar Sri Mulyani dalam Webinar Keterbukaan Informasi Publik, Selasa (3/8).
Menurut Sri Mulyani, tanpa adanya hoaks pun, proses penyampaian informasi kepada publik merupakan sebuah tantangan tersendiri, apalagi di masa pandemi yang situasi sangat dinamis.
Misalnya saja dalam menjelaskan soal PPKM Darurat. Sri Mulyani mengakui untuk memaparkan informasi tersebut agar dipahami publik sangatlah tidak mudah.
"Juga PPKM yang dibagi empat level. Menjelaskan empat level ini saja ke masyarakat sudah sesuatu yang teknikal yang luar biasa. Tidak mudah," ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara di depan Presiden dan Wakil Presiden Foto: Instagram @smindrawati
Tidak hanya itu, di era kemudahan teknologi ini, informasi juga bisa dipotong dan disajikan kembali dalam konteks yang berbeda. Hal tersebut akhirnya menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Contohnya omongan saya di bulan Januari dengan kondisi saat itu dipotong lalu ditampilkan. Ditabrakan dengan omongan saya saat ini dengan konteks yang sudah berbeda. Kok kemarin ngomong gitu sekarang begini? Itu bisa terjadi," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani hoaks atau disinformasi semacam itu sangat merugikan. Sebab bisa menenggelamkan informasi atau fakta yang sesungguhnya.
"Banyak hoaks, disinformasi atau misinformasi yang bisa menenggelamkan informasi. Ini bagaimana proses kebijakan bisa sampai ke publik dan bisa dipahami. Bagaimana informasi yang diberikan ke publik tidak membuat salah sangka. Karena dipelintir sedikit bisa membuat erosi kepercayaan publik," tandasnya.