Sri Mulyani Mau Tarik Utang Lagi Pekan Depan, Target Rp 35 Triliun

14 Januari 2021 15:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah pada pekan depan, Selasa (19/1). Penarikan utang itu untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021.
ADVERTISEMENT
Sebanyak tujuh seri Surat Utang Negara akan dilelang pada Selasa depan mulai pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB. Target indikatif ditetapkan sebesar Rp 35 triliun dan maksimal Rp 52,5 triliun.
Satu seri baru yang akan dilelang yaitu SPN03210420 yang jatuh tempo pada 20 April 2021 dengan kupon diskonto. Sementara keenam seri lainnya merupakan reopening.
Seri SPN12220106 memiliki jatuh tempo 6 Januari 2020 dan tingkat kupon diskonto. Seri FR0086 jatuh tempo pada 15 April 2026 dengan tingkat kupon yang ditawarkan 5,5 persen, FR0087 jatuh tempo 15 Februari 2031 dengan tingkat kupon 6,5 persen, dan FR0088 jatuh tempo pada 15 Juni 2036 dengan kupon 6,25 persen.
Ilustrasi Uang Rupiah Foto: Thinkstock
Seri FR0083 dan FR0089 memiliki jatuh tempo masing-masing 15 April 2040 dan 15 Agustus 2051. Kupon seri FR0083 sebesar 7,5 persen dan FR0089 sebesar 6,85 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada Selasa (5/1), pemerintah juga telah melakukan lelang tujuh seri surat utang denominasi rupiah. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 97,16 triliun, sementara yang dimenangkan Rp 41 triliun.
Kemudian pada Selasa (12/1), pemerintah juga melakukan transaksi penjualan empat seri SUN berdenominasi mata uang asing, yaitu tiga seri SUN berdenominasi dolar AS senilai USD 3 miliar dan satu seri berdenominasi euro senilai EUR 1 miliar.
Transaksi tersebut mengukir capaian yield terendah sepanjang sejarah untuk seluruh tenor yang diterbitkan. Untuk seri-seri dengan denominasi USD, initial price guidance berada pada area 2,350 persen untuk tenor 10 tahun, area 3,550 persen untuk tenor 30 tahun dan area 3,850 persen untuk tenor 50 tahun.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.