Informasi Kartu Prakerja

Sri Mulyani Pastikan Kartu Prakerja dan Bansos Tunai Dilanjut Tahun Depan

1 September 2020 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan program Kartu Prakerja akan dijalankan pada tahun depan. Program ini perlindungan sosial ini untuk membantu pemulihan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Selain program Kartu Prakerja, pemerintah juga akan melanjutkan program bantuan sosial tunai, kartu sembako, hingga Program Keluarga Harapan.
"Dalam rangka mendukung pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing, pemerintah pada tahun 2021 akan melanjutkan, pelaksanaan program perlindungan sosial melalui PKH, kartu sembako, dan melanjutkan pemberian bansos tunai, serta melanjutkan pelaksanaan program Kartu Prakerja," katanya dalam rapat paripurna bersama DPR, Selasa (1/9).
Sri Mulyani memperkirakan tingkat kemiskinan pada tahun depan berada di kisaran 9,2-9,7 persen. Angka tersebut hampir sama dengan posisi tahun ini pada Maret silam yang diunggah BPS, di posisi 9,78 persen.
"Perbaikan kondisi makro juga memberikan dampak yang luas sehingga lapangan kerja bagi masyarakat miskin dan rentan dapat kembali tercipta, iklim investasi terjaga, dan infrastruktur terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan dapat dikembangkan," katanya.
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
Pada tahun depan, pemerintah tetap akan fokus pada pengembangan sistem perlindungan sosial. Hal ini dinilai tepat untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan sekitar 4,5 persen sampai 5,5 persen.
Sri Mulyani mencatat faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan yaitu hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta faktor pemilu AS.
Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 4,5 persen hingga 5,5 persen cukup realistis. Proyeksi tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pemulihan ekonomi pada tahun depan.
"Pemerintah sepakat penanganan pandemi covid 19 yang menyeluruh adalah kunci pemulihan ekonomi nasional dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya," ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten