Sri Mulyani Pede Inflasi RI Akhir Tahun Tetap di Bawah 6 Persen

1 November 2022 19:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Bincang APBN 2023 di Gedung BKF Kementerian Keuangan, Jumat (28/10).  Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Bincang APBN 2023 di Gedung BKF Kementerian Keuangan, Jumat (28/10). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi selama Oktober 2022 mencapai 5,71 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dari laporan BPS, sejumlah indikator yang menjadi penyebab inflasi meroket bulan ini yakni mulai dari bahan bakar minyak, beras, hingga tarif angkutan berkontribusi menyumbang inflasi paling tinggi.
ADVERTISEMENT
Kendati angka inflasi pada Oktober sudah mendekati 6 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih percaya diri bahwa inflasi di Indonesia sampai akhir tahun nanti tidak akan tembus hingga 6 persen.
"Insyaallah enggak," jawab singkat bendahara negara kepada kumparan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (1/11).
BPS menyebut angka inflasi Indonesia pada Oktober 2022 sebesar 5,71 persen ini masih lebih rendah dibanding banyak negara. Seperti negara-negara G20, yakni Amerika Serikat, Inggris, Turki, Jerman, Korea Selatan hingga Jepang.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan memprediksi inflasi kemungkinan bakal tembus 6 persen. Meski begitu, Luhut mengatakan laju inflasi ini masih lebih rendah dibandingkan negara lain.
Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan terus berhati-hati terhadap dinamika ekonomi global ke depan. Utamanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang membuat kenaikan harga pangan dan komoditas lainnya.
ADVERTISEMENT
"Meski inflasi Indonesia masih moderat, negara lain bahkan sudah 10 persen. Saya kira kita bisa menjaga setelah kenaikan harga BBM. Kita sangat percaya diri bisa menjaga sekitar 6 persen inflasi akhir tahun ini," kata Luhut dalam Pembukaan SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Senada dengan Luhut, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan tekanan inflasi akan terus meningkat imbas kenaikan harga BBM. Sebab, kenaikan harga BBM pada September 2022 tidak hanya menyundut harga transportasi, tetapi juga berpengaruh pada harga barang dan jasa lainnya.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 6,27 persen pada akhir tahun 2022, dan menurun menjadi 4,02 persen pada akhir tahun 2023," jelas dia.
ADVERTISEMENT