Sri Mulyani Ramal Inflasi 2022 Tembus 4 Persen, Imbas Konflik Rusia-Ukraina

19 Mei 2022 13:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok bawang merah dan putih di Pasar Senen, Sabtu (2/4/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stok bawang merah dan putih di Pasar Senen, Sabtu (2/4/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan angka inflasi pada tahun 2022 bakal mencapai 4 persen. Hal tersebut disampaikan dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR pada Kamis (19/5).
ADVERTISEMENT
Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi daripada tahun 2021 yang hanya sebesar 2 persen.
"Inflasi akan di upper end dari 3 plus minus 1 persen dan cenderung mendekati 4 persen, sekarang ada di 3.47 persen," pungkas Sri mulyani.
Proyeksi inflasi ini membikin pertumbuhan ekonomi bakal kembali berada dalam tekanan. Perekonomian bakal terpengaruh oleh kenaikan inflasi ditambah tingkat suku bunga.
Suku bunga 10 tahun sudah berada di rentang 7 persen. Dengan asumsi nilai tukar rupiah di rentang Rp 14.300 hingga Rp 14.700.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai menutup pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di JCC, Jumat (18/02/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Sri Mulyani mengungkapkan, risiko kenaikan inflasi sudah mulai terlihat pada akhir 2021. Kondisi ini kemudian diperparah dengan terjadinya konflik Rusia dan Ukraina.
Menurut Sri Mulyani, perang tersebut memicu terjadinya kelangkaan sejumlah komoditas secara global. Terutama komoditas energi dan pasokan lainnya yang notabene berasal dari kedua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tingkat risikonya makin melonjak dengan terjadinya perang di Ukraina, yaitu tekanan inflasi dan lonjakan harga komoditas," pungkasnya.