Sri Mulyani Respons IMF yang Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

9 April 2021 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020).  Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga keuangan multilateral Dana Moneter Internasional atau IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
ADVERTISEMENT
Secara tersirat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa proyeksi tersebut di luar kontrol pemerintah. Sebab menurutnya semua bentuk proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dirilis pada masa-masa pandemi selalu mengacu pada kondisi-kondisi ketidakpastian.
“IMF merevisi ke bawah. Buat kita, semua prediksi ini selalu subject to uncertainty, asumsinya macam-macam, vaksinasi, third wave, dan lain-lain,” ujar Sri Mulyani dalam Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional OJK, Jumat (9/4).
Sri Mulyani pun tidak ingin terlalu fokus pada sesuatu yang berada di luar kontrol pemerintah. Menurutnya saat pemerintah akan lebih fokus pada sesuatu yang bisa dikontrol misalnya penyesuaian kebijakan.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Sri Mulyani, penyesuaian yang dilakukan pemerintah selama ini sudah cukup berhasil untuk menahan kontraksi pada pertumbuhan ekonomi agar terlalu dalam. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,07 persen seolah terlihat lebih buruk dibandingkan negara lain yang bisa tumbuh positif.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan yang negatif tersebut dilengkapi dengan defisit fiskal l yang relatif lebih kecil yaitu 6 persen. Sangat berbeda dibandingkan negara lain yang defisit fiskalnya mencapai double digit 10 bahkan 15 persen seperti di Amerika Serikat.
Sri Mulyani pun mengeklaim bahwa pencapaian yang cukup positif ini akan terus diakselerasi di tahun ini. Adapun upaya yang akan dilakukan pemerintah adalah dengan menggalakkan program vaksinasi.
“Apa game changer-nya? Vaksinasi, jelas. Ini akan menjadi salah satu yang diakselerasi. Kita harus menjaga agar bisnis bertahan atau mulai pulih. Kita terus mereformasi struktural. Inilah yang akan terus difokuskan pemerintah,” tandasnya.