Sri Mulyani Soal Peringkat Utang RI Naik: Reformasi Struktural Baik

13 April 2018 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lembaga pemeringkat Moody’s hari ini meningkatkan peringkat utang Indonesia, dari Baa3 positive outlook menjadi Baa2 stable outlook. Dengan demikian, Indonesia sudah mendapat peringkat Baa2/BBB dari empat lembaga, yakni Fitch (Desember 2017), JCRA (12 Februari 2018), R&I (7 Maret 2018), dan Moody’s.
ADVERTISEMENT
Dalam laporannya, Moody’s mengatakan peningkatan rating ini didukung oleh kebijakan fiskal yang lebih hati-hati serta kebijakan moneter yang kondusif dapat meredam tekanan yang bersumber dari internal maupun eksternal. Membaiknya diversifikasi basis ekspor juga turut mendukung terjaganya stabilitas perekonomian, khususnya dalam perbaikan defisit neraca transaksi berjalan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal ini menunjukkan optimisme pihak eksternal terhadap kesehatan fiskal Indonesia, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang.
"Berdasarkan definisi rating Moody’s, peringkat Baa2 berarti surat berharga yang diterbitkan Indonesia ada dalam kategori moderate credit risk dan medium grade. Sementara, stable outlook menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan, serta menunjukkan risiko yang berimbang," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com), Jumat (13/4).
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menyebutkan, beberapa negara yang berada dalam posisi rating sama dengan Indonesia antara lain Spanyol, Kolombia, Uruguay, Filipina, Bulgaria, India, Italia, dan Panama.
Menurut dia, keputusan Moody’s untuk menaikkan rating Indonesia menunjukkan bahwa reformasi struktural dan fiskal yang dilakukan pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk Bank Indonesia dinilai baik.
"Namun demikian, pemerintah juga menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan," jelasnya.
Dalam laporannya, Moodys menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan stabil serta sistem perbankan yang sehat turut menjadi catatan positif dalam kenaikan rating Indonesia.
Dari sisi fiskal, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang selalu berada di bawah 3% menjadi indikasi disiplin pemerintah dalam menjaga keberlangsungan dan kesehatan fiskal.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil proyeksi Moody’s, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan akselerasi belanja produktif, tingkat utang pemerintah akan tetap di bawah negara lainnya yang berada dalam kelompok investment grade.