Sri Mulyani Turunkan Target Defisit RAPBN 2023 Jadi 2,84 Persen PDB

14 September 2022 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan target defisit RAPBN 2023 dari yang semula 2,85 persen terhadap PDB menjadi 2,84 persen terhadap PDB. Kendati demikian, nominal defisit masih sama yakni Rp 598,2 triliun.
ADVERTISEMENT
"Defisit dari APBN tahun depan tetap dijaga dalam nominal Rp 598 triliun. Nominalnya tidak berubah tetapi persentase terhadap PDB menjadi 2,84 persen, " kata Sri Mulyani dalam rapat Banggar DPR RI, Rabu (14/9).
Bendahara negara tersebut menjelaskan, penerimaan negara 2023 ditargetkan sebesar Rp 2.463 triliun. Penerimaan terbanyak datang dari pajak yang mencapai Rp 1.7.18 triliun atau sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi yang diperkirakan pada 2022.
Pendorong setoran pajak terbesar adalah Pajak Penghasilan (PPh) non migas yang mencapai Rp 873,6 triliun dan PPN sebesar Rp 743 triliun. PPh Migas ditargetkan sebesar Rp 61,4 triliun dan PBB Rp 31,3 triliun serta pajak lainnya Rp 8,7 triliun.
Kemudian, untuk kepabeanan dan cukai ditarget Rp 303,2 triliun, dengan cukai masih jadi penopang utama sebesar Rp 245,4 triliun. Bea masuk targetnya Rp 47,5 triliun dan bea keluar Rp 10,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Target Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 441,4 triliun. Khusus untuk sumber daya alam (SDA) merosot tajam dibandingkan 2022, menjadi Rp 196 triliun.
Untuk belanja negara ditargetkan Rp 3,061 triliun dengan rincian belanja K/L Rp 993,2 triliun dan non K/L Rp 1.253 triliun. Lebih lanjut, tambahan dana kompensasi sebesar Rp 1,5 triliun sedang diusulkan, dengan adanya kenaikan kurs menjadi Rp 14.800 per USD.