Sri Mulyani Ungkap 3 Faktor yang Pengaruhi Pemulihan Ekonomi RI di 2021

8 Desember 2020 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Vaksin corona buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac, telah tiba pada Minggu (6/12) malam. Vaksin sebanyak 1,2 juta dosis itu diterbangkan langsung dari Beijing, China, oleh maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Masuknya vaksin tersebut menjadi harapan akan berakhirnya pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia hampir setahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga tidak menampik bahwa pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun depan sangat bergantung salah satunya pada ketersediaan vaksin.
“Semuanya akan bergantung pada COVID, vaksin, dan juga kesiapan untuk melanjutkan penguatan pemulihan ekonomi,” ujar Sri Mulyani dalam The 8th Annual US-Indonesia Investment Summit, Selasa (8/12).
Menurut Sri Mulyani ketiga hal tersebut akan sangat menentukan keberhasilan Indonesia untuk pulih dan mencapai pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5 persen di 2021.
Petugas membawa kontainer berisi vaksin Sinovac yang akan dimuat ke pesawat di Bandara Beijing Capital International, China, Minggu (6/12). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Setpres
Sedangkan pertumbuhan ekonomi di 2020 menurut Sri Mulyani diprediksi berada pada kisaran -1,7 persen sampai -0,6 persen. Adapun proyeksi ini dihitung berdasarkan realisasi pada pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama, kedua dan ketiga. Namun, lagi-lagi, proyeksi untuk 2020 maupun 2021 masih dibayangi dengan ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
“Ini proyeksi kami berdasarkan yang kami lihat pada kuartal pertama, kedua dan ketiga. Namun ini masih hal yang penuh ketidakpastian bagi kami untuk melakukan proyeksi,” ujarnya.
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kuartal II 2020 tercatat minus 5,32 persen secara tahunan (yoy) dan minus 4,19 persen secara kuartalan (qtq). Realisasi tersebut anjlok jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 2,97 persen (yoy) maupun jika dibandingkan kuartal II 2019 yang tercatat sebesar 5,05 persen (yoy).
Pandemi COVID-19 telah merembet ke seluruh sektor ekonomi yang kemudian menciptakan efek domino dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial, ekonomi, dan dampaknya menghantam lapisan seluruh masyarakat, mulai dari rumah tangga, UMKM, sampai tingkat korporasi.