Sri Mulyani Ungkap 7 BUMN Merugi, Meski Sudah Disuntik Dana Pemerintah

2 Desember 2019 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani (kiri) menghadiri Rapat Kerja bersama komisi XI di  Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani (kiri) menghadiri Rapat Kerja bersama komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini mengikuti rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (2/12). Rapat kali ini utamanya membahas masalah Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama periode 2015-2018.
ADVERTISEMENT
Pemberian PMN itu dirasa kurang maksimal. Sebab, kata Sri Mulyani, di tahun 2018 ada 7 perusahaan yang masih mengalami kerugian meski sudah diberikan PMN.
"Kerugian pada tujuh BUMN yaitu PT Dok Kodja Bahari, PT Sang Hyang Seri, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Pertani, Perum Bulog, dan PT Krakatau Steel," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/12).
Rapat perdana Komisi XI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Nicha Muslimawati
Meski begitu, Sri Mulyani menganggap kerugian itu bukan tanpa alasan yang jelas. Ia mencontohkan seperti yang dialami PT Krakatau Steel. Menurutnya beban keuangan selama kontruksi menjadi salah satu alasan utama Perseroan itu mengalami kerugian.
Selain itu, untuk Perum Bulog terdapat kelebihan pendapatan atas penyaluran Rastra. Sehingga Bulog harus melalukan pembenahan koreksi pendapatan di 2018. Sementara itu kerugian yang dialami oleh PT Dirgantara Indonesia akibat adanya pembatalan kontrak dan order tidak mencapai target.
ADVERTISEMENT
PT Dok Kodja Bahari merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yaitu 58 persen dari pendapatan. Sedangkan untuk PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani dikatakannya merugi akibat inefisiensi bisnis, beban bunga dan perubahan kebijakan pemerintah dalam mekanisme pengadaan benih.
Sedangkan PT PAL, merugi akibat meningkatnya beban lain-lain hingga tiga kali lipat akibat kerugian nilai tukar dan kerugian entitas asosiasi.
Meski begitu, Sri Mulyani merasa kerugian itu sebagai salah satu beban besar untuk anggaran. Sebab, Sri Mulyani menjelaskan tugas BUMN juga memberikan dampak ekonomi makro secara keseluruhan. Menurutnya 7 BUMN yang rugi itu masih memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
"Kita tekankan dari sisi kinerja perusahaan dan ekonomi pembangunan. Dengan penambahan PMN selama 2015-2018 sebesar Rp 130,39 triliun dapat mendanai total proyek senilai Rp 356 triliun. Jadi value for money dihitung dari leveraging dari setiap rupiah yang ditanamkan telah menghasilkan 2.72 kali nilai proyek," ujar Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT