news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sri Mulyani Ungkap Hanya 1 Sektor yang Bertahan di Masa Pandemi, Apa itu?

30 Juni 2020 15:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat penyampaian SPT elektronik di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat penyampaian SPT elektronik di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Seluruh sektor ekonomi terpukul akibat pandemi virus corona. Hal ini mengakibatkan perekonomian terancam mengalami resesi di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, ada satu sektor yang mampu bertahan di era pandemi saat ini, yaitu digital. Pemerintah pun mengimbau seluruh sektor mengubah proses bisnisnya untuk beralih ke digital.
"Aktivitas yang bisa pindah ke sektor online digital-lah yang bisa survive," kata Sri Mulyani dalam video conference BNPB, Selasa (30/6).
Sri Mulyani melanjutkan, saat krisis ekonomi 1998-1999 maupun 2008, sektor UMKM dan informal bisa menjadi bantalan perekonomian nasional. Namun saat ini, hampir seluruh sektor tertekan akibat pembatasan sosial.
"Masyarakat yang melakukan UMKM atau informal menjadi salah satu bantalan bagi kondisi ekonomi kalau sedang hadapi shock. Sekarang sektor UMKM dan informal juga terpukul karena COVID-19 ini yang mensyaratkan orang tidak boleh atau dibatasi interaksi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Akibat hal tersebut, konsumsi masyarakat juga menurun. Padahal andil konsumsi rumah tangga sangat menentukan pertumbuhan ekonomi, menyumbang hampir 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Tak hanya itu, investasi juga mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19. Investor lebih memilih menunggu agar situasi kembali normal sebelum menarik modalnya di dalam negeri.
"Ketidakpastian juga menyebabkan pelemahan investasi. Aktivitas menjalankan investasi mereka terhenti akibat COVID-19. Itu juga menurunkan aktivitas ekonomi," tambahnya.
Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menyarankan agar sektor UMKM mampu beradaptasi dengan perkembangan global.
Ilustrasi ekonomi digital. Foto: shutterstock
Josua memberikan solusi agar UMKM segera beralih ke online. Apalagi di situasi pandemi ini, belanja masyarakat akan lebih tinggi di toko online.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia mencatat, pada Maret 2020 volume transaksi melalui e-commerce di Indonesia mencapai 98,3 juta atau meningkat 18,1 persen (mtm), dengan total nilai transaksi Rp 20,9 triliun atau meningkat 9,9 persen (mtm).
Peningkatan transaksi terbesar bersumber dari kebutuhan primer atau makanan dan minuman (52 persen), perlengkapan sekolah (34 persen), dan perawatan pribadi seperti sanitasi tangan dan masker (29 persen).
"Ada inovasi yang sebenarnya jadi salah satu solusi menangkal jatuhnya sektor UMKM, yakni dengan arah digital. Ini jadi salah satu medium untuk segmen UMKM untuk jual barang," katanya.
Meski demikian, peluang tingginya bisnis di toko online tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh UMKM. Sebab dari sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, baru 13 persennya saja yang telah terhubung ke ekosistem digital.
ADVERTISEMENT
Bahkan, UMKM yang telah terhubung ke ekosistem digital pun masih menghadapi tantangan. Utamanya terkait kesiapan, baik dari sisi produk maupun pelaku UMKM itu sendiri.