Sri Mulyani: Varian Delta Sebabkan Pemulihan Ekonomi Tertunda

4 Agustus 2021 11:10 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Foto: REUTERS/Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Foto: REUTERS/Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
Pemulihan ekonomi Indonesia kembali diadang oleh naiknya kasus COVID-19 dari varian delta yang membuat aktivitas masyarakat kembali dibatasi. Sedianya, tahun 2021 diprediksi menjadi tahun pemulihan.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani, pemulihan sebenarnya sudah mulai terlihat pada kuartal II tahun ini. Menurut dia, seluruh indikator ekonomi di periode tersebut menunjukkan akselerasi yang cukup meyakinkan.
"Namun kemudian kita dijeda oleh varian delta yang mengharuskan melakukan penyesuaian melalui pembatasan yang berpengaruh terhadap momentum pemulihan ekonomi," ujar Sri Mulyani dalam Webinar 50 Tahun Nalar Ajar Terusan Budi: CSIS dan Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045, Rabu (4/8).
Namun Sri Mulyani mengatakan bukan berarti pemerintah menyerah akibat kondisi tersebut. Pemerintah, kata dia, terus melakukan revisi dan penyesuaian kebijakan demi mengimbangi situasi yang selalu berubah akibat pandemi. Banyak kebijakan extraordinary yang dilakukan sebab kondisi yang kini di hadapi juga tidak biasa.
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor menerobos celah penyekatan Jalan Jatibaru Raya saat masa PPKM Level 4 di Tanah Abang, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi gratis yang menjadi salah satu bagian sangat penting dalam menghadapi pandemi. Vaksinasi terus dilakukan secara masif terutama saat pasokan vaksin masih tersedia.
ADVERTISEMENT
Bahkan di bulan ini, pemerintah berambisi meningkatkan jumlah suntikan vaksinasi setiap harinya. Sri Mulyani pun berharap dengan bauran kebijakan serta program vaksinasi ini, jumlah penularan COVID-19 bisa dikurangi bahkan diputus sehingga momentum pemulihan ekonomi dapat terbangun kembali.
"Ini yang kita lakukan untuk mengatasi COVID-19. Sehingga kita tetap yakin pada momentum pemulihan yang kuat dan kemampuan kita untuk menahan pandemi," ujarnya.