Sriwijaya Air: Utang Kami ke GMF Capai Rp 800 Miliar

30 September 2019 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua direktur Sriwijaya Air, Direktur Operasi Captain Fadjar Semiarto (kiri) dan Direktur Teknik Ramdani Ardali Adang (kanan) menyatakan mengundurkan diri dari Sriwijaya Air. Foto: ANTARA FOTO/Juwita Trisna Rahayu
zoom-in-whitePerbesar
Dua direktur Sriwijaya Air, Direktur Operasi Captain Fadjar Semiarto (kiri) dan Direktur Teknik Ramdani Ardali Adang (kanan) menyatakan mengundurkan diri dari Sriwijaya Air. Foto: ANTARA FOTO/Juwita Trisna Rahayu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manajemen Sriwijaya Air mengungkapkan saat ini perseroan memiliki utang Rp 800 miliar ke PT GMF AeroAsia Tbk. Hal ini diakui oleh Direktur Operasi Sriwijaya Air, Fadjar Semiarto saat melakukan konferensi pers di Kopi Oey, Sabang, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
"Outstanding karena tunggakan besar. Walaupun sudah dicicil, (besarnya) Rp 800 miliar," kata Fadjar.
Ia menambahkan semenjak putus kerja sama dengan GMF Aero Asia, Sriwijaya Air pun melakukan maintenance sendiri melalui metode engineer on board (EOB) dengan jumlah engineer 50 orang. Terdiri dari 20 orang certifying staff, 25 orang RII certifying staff, dan 5 orang management and control. Personel tersebut terbagi dalam 4 grup.
Sriwijaya Air pun juga melakukan kerja sama line maintenance dengan PT JAS Engineering sebagai pemegang AMO 145 pada 3 hari sejak 24 September 2019. Selain itu, Sriwijaya Air juga melakukan kerja sama brake and wheel dengan PT Muladatu dan PT JAS Engineering sebagai pemegang AMO 145.
Sebelumnya, kumparan mencatat rincian utang Sriwijaya Air ke perusahaan BUMN lainnya:
ADVERTISEMENT
1. Pertamina Rp 942 miliar
2. Angkasa Pura I Rp 50 miliar
3. Angkasa Pura II Rp 80 miliar
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air Foto: Dok. Sriwijaya Air
Sebelumnya, Maskapai penerbangan Sriwijaya Air tengah menghadapi masalah serius dan pelik. Selain kelaikan operasi pesawat, sebagian pekerja harus bekerja di luar jam kerja normal.
Direktur Operasi Sriwijaya Air, Fadjar Semiarto mengatakan saat ini pihaknya telah mendapat kabar bahwa para pekerja, khususnya engineer pesawat yang bekerja di luar jam normal.
"Sejauh ini yang dikeluhkan mereka harusnya sebelum terbang dikasih uang allowance mereka bilang belum dikasih uang," tambahnya.