Stabilkan Rupiah, Cadangan Devisa RI Tergerus USD 9,4 Miliar

7 April 2020 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan keterangan pers melalui live streaming. Foto: Dok. Bank Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan keterangan pers melalui live streaming. Foto: Dok. Bank Indonesia
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa per akhir Maret 2020 sebesar USD 121 miliar, turun USD 9,4 miliar atau setara Rp 153,84 triliun (kurs USD 1 = Rp 16.366) dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar USD 130,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Namun posisi ini masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa saat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko dalam keterangannya, Selasa (7/4).
Penurunan cadangan devisa pada Maret 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah, di tengah kondisi “extraordinary” akibat pandemi virus corona secara global.
"Kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2020," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Onny melanjutkan, dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, berkoordinasi erat dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kondisi pasar berangsur-angsur pulih dan mekanisme pasar kembali berjalan sejak minggu terakhir Maret 2020.
BI memandang, tingkat nilai tukar rupiah dewasa ini relatif memadai dan masih di bawah nilai fundamentalnya atau undervalues.
Meski demikian, otoritas moneter memperkirakan rupiah akan bergerak stabil dan menguat ke arah Rp 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun ini.
"Selain itu, Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tambahnya.