Stafsus Sri Mulyani Minta CT Ungkap Nama Orang Kaya yang Tak Bayar Pajak

2 Agustus 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Sri Mulyani, Chairul Tanjung, dan Erick Thohir. Foto: Instagram/@smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Sri Mulyani, Chairul Tanjung, dan Erick Thohir. Foto: Instagram/@smindrawati
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, mengajak Chairul Tanjung (CT) berkunjung ke kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mengungkap siapa orang kaya yang tak bayar pajak.
ADVERTISEMENT
"Kita berterima kasih ke Pak CT, karena sudah memberikan informasi. Kami mengundang Pak CT untuk datang ke DJP untuk memberitahukan siapa sebenarnya itu," kata Prastowo kepada awak media di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Selasa (2/7).
Meskipun demikian, Yustinus membantah jika orang kaya yang tak bayar pajak tersebut berasal dari dunia perbankan. Prastowo menegaskan, pihaknya akan menindaklanjuti persoalan yang luput dari pajak ini.
"Pak CT punya sumber primer, karena ini perbankan kemungkinan itu data lama. Deposan dan nasabah, debitur harus punya NPWP. Kalau hartanya di atas triliunan, bunganya dipotong pajak. Tapi kalau dari proyeksi itu kecil kemungkinan nasabah lolos," jelas dia.
Stafsus Sri Mulyani, Yustinus Prastowo. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sebelumnya, CT membeberkan, ada orang kaya dengan harta triliunan rupiah belum tersentuh pajak. Menurut dia, uang yang dimiliki dari orang kaya tersebut berasal dari kegiatan usahanya.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu ada pengusaha-pengusaha yang nggak dikenal orang, usahanya juga nggak pernah diketahui. Tapi saya tahu persis karena saya perbankan. Uangnya ratusan miliar dan triliunan. Uang saya dan uang dia, banyakan uang dia. Tapi mereka ini belum tersentuh (pajak)," kata CT dalam Perayaan Hari Pajak 2022, Selasa (19/7).
CT menilai, persoalan tersebut menjadi tugas pemerintah ke depan. Pria kelahiran 1962 ini menekankan, pemerintah bisa mencari pengusaha besar tersebut sebagai sasaran, sehingga tak lagi seperti berburu di kebun binatang.
"Kembali kita berharap jangan berburu di kebun binatang saja, sekali-kali di hutan juga. Karena kalau di kebun binatang lama-lama stres juga kita," tutur dia.